Cari Blog Ini

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM SYARIAH DISUSUN OLEH:  AYU NINGTIAS  1612110031  M. ROMI 1612110030  MAHRU...

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM SYARIAH



MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM SYARIAH


DISUSUN OLEH:

 AYU NINGTIAS  1612110031

 M. ROMI 1612110030

 MAHRUS  1612110031

 RAHMAD SANTOSO  1512110434



PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

INSTITUTE INFORMATIKA DAN BISNIS DARMAJAYA

BANDAR LAMPUNG

 

KATA PENGANTAR



 Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Manajemen persediaan dalam Syariah” meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterimakasih kepada Bapak Rico Elhando Badri, SEI., ME., selaku Dosen mata kuliah Manajemen Keuangan Syariah yang telah memberikan tugas ini kepada saya. 

 Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

 Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kepada Allah kami mohon ampun.





Bandar Lampung, 14 Juli 2019





 

BAB I

PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang



Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory controll), karena kebijakan persediaan secara fisik akan berkaitan dengan investasi dalam aktiva lancar di satu sisi dan pelayanan kepada pelanggan di sisi lain. Pengaturan persediaan ini berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis ( operation, marketing, dan finance). Berkaitan dengan persediaan ini terdapat konflik kepentingan diantara fungsi bisnis tersebut. Finance menghendaki tingkat persediaan yang rendah, sedangkan Marketing dan operasi menginginkan tingkat persediaan yang tinggi agar kebutuhan konsumen dan kebutuhan produksi dapat dipenuhi   

Berkaitan dengan kondisi di atas, maka perlu ada pengaturan terhadap jumlah persediaan, baik bahan-bahan maupun produk jadi, sehingga kebutuhan proses produksi maupun kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi. Tujuan utama dari pengendalian persediaan adalah agar perusahaan selalu mempunyai persediaan dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam spesifikasi atau mutu yang telah ditentukan sehingga kontinuitas usaha dapat terjamin (tidak terganggu).

Pertumbuhan perusahaan yang meningkat dalam rangka meraih pangsa pasar yang lebih besar dibutuhkan persediaan yang sangat besar dalam menunjang pertumbuhan penjualan perusahaan. Pengelolaan persediaan yang baik di perusahaan sangat menentukan keberhasilan pertumbuhan penjualan. Kekurangan persediaan sangat menggagu jalannya operasional perusahaan yang selanjutnya akan menggangu strategi pemasaran perusahaan. Persediaan yang terllau banyak diperusahaan juga akan mengakibatkan adanya kerusakan bahan baku yang menumpuk digudang dan kemungkinan menimbulkan biaya yang cukup besar Untuk itu dibutuhkan manajemen persediaan yang efektif agar perusahaan dapat menjalankan usahanya dengan lancar.

Usaha untuk mencapai tujuan tersebut tidak terlepas dari prinsip-prinsip ekonomi, yaitu jangan sampai biaya-biaya yang dikeluarkan terlalu tinggi. Baik persediaan yang terlalu banyak, maupun terlalu sedikit akan minimbulkan membengkaknya biaya persediaan. Jika persediaan terlalu banyak, maka akan timbul biaya-biaya yang disebut carrying cost, yaitu biaya-biaya yang terjadi karena perusahaan memiliki persediaan yang banyak, seperti : biaya yang tertanam dalam persediaan, biaya modal (termasuk biaya kesempatan pendapatan atas dana yang tertanam dalam persediaan), sewa gudang, biaya administrasi pergudangan, gaji pegawai pergudangan, biaya asuransi, biaya pemeliharaan persediaan, biaya kerusakan/kehilangan, Begitu juga apabila persediaan terlalu sedikit akan menimbulkan biaya akibat kekurangan persediaan yang biasa disebut stock out cost seperti : mahalnya harga karena membeli dalam partai kecil, terganggunya proses produksi, tidak tersedianya produk jadi untuk pelanggan. Jika tidak memiliki persediaan produk jadi terdapat 3 kemungkinan, yaitu : 1). Konsumen menangguhkan pembelian (jika kebutuhannya tidak mendesak). Hal ini akan mengakibatkan tertundanya kesempatan memperoleh keuntungan. 2). Konsumen membeli dari pesaing, dan kembali ke perusahaan (jika kebutuhan mendesak dan masih setia). Hal ini akan menimbulkan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan selama persediaan tidak ada. 3). Yang terparah jika pelanggan membeli dari pesaing dan terus pindah menjadi pelanggan pesaing, artinya kita kehilangan konsumen.



1.2 Rumusan Masalah

1.      Apakah yang dimaksud dengan Manajemen Persediaan??

2.      Apa saja model-model yang ada di dalam Manajemen Persediaan?

3.      Apakah yang di maksud dengan bahan baku?

1.3 Tujuan masalah

Untuk menjelaskan Manajemen Persediaan, model” yang ada di dalam Menajemen Persediaan & Bahan Baku.


1.4 Manfaat Penulis

Bertujuan untuk penerapan ilmu dan teori yang diperoleh peneliti selama mengikuti perkuliahan yang sebenarnya sehingga menambah wawasan mengenai Manajemen Persediaan dalam Syariah.

 

BAB II

PEMBAHASAN


Manajemen Persediaan.

 Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan. Dimana persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi ataupun suku cadang. Bisa dikatakan tidak ada perusahaan yang beroperasi tanpa persediaan, meskipun sebenarnya persediaan hanyalah suatu sumber dana yang menganggur, karena sebelum persediaan digunakan berarti dana yang terikat di dalamnya tidak dapat digunakan untuk keperluan lain. Begitu pentingnya persediaan ini sehingga para akuntan memasukkannya dalam neraca sebagai salah satu pos aktiva

 Lancar. Sebagai salah satu aset penting dalam perusahaan karena biasanya mempunyai nilai yang cukup besar serta mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya biaya operasi perencanaan dan pengendalian persediaan merupakan suatu kegiatan penting yang mendapat perhatian khusus dari manajemen perusahaan. Sistem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan yang memonitor tingkat persediaan dan mementukan tingkat persediaan yang harus di jaga, kapan persediaan harus di isi, dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan.

A.                Jenis – jenis Persediaan

b.      Prsediaan bahan mentah (Raw materials)yaitu; persediaan barang – barang berwujud seperti baja, kayu da komponen –  komponen lainnya yang di gunakan dalam proses produksi.

c.       Persediaan komponen – komponen rakitan (pruchased parts/ components)yaitu; persediaan barang – barang yang terdiri perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi suatu prodak.

d.      Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies)yaitu; persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.

e.       Persediaan barang dalam proses (work in process)yaitu; persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi. 

e.       Persediaan barang jadi (finished goods)yaitu; persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau di olah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau di kirim kepada langganan.


Fungsi-fungsi Persediaan

a.                   Fungsi “Decoupling”Fungsi penting persediaan adalah memungkinkan operasi – operasi perusahaan internal dan eksternal mempunyai “kebebasan” (independence). Persediaan “Decouples” ini memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada suplier.

    1. Fungsi “Economic Lot Sizing”Persediaan “lot size” ini perlu mempertimbangkan “penghematan-penghematan” (potongan pembelian, biaya pengankutan per unit lebih murah dan sebagainya). Karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, risiko, dan sebagainya).
    1. Fungsi antisipasi Seiring perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasar pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman.
  1. Tujuan Pengelolaan Persediaan.

         Tujuan pengelolaan persediaan adalah sebagai berikut :

a. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat (memuaskan konsumen).

b. Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi, hal ini dikarenakan alasan :

-          Kemungkina barang (bahan baku dan penolong) menjadi langka sehingga sulit untuk diperoleh.

-          Kemungkinan supplier terlambat mengirimkan barang yang dipesan.

c.       Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan dan laba perusahaan.

d.      Menjaga agar pembeliaan secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena dapat mengakibatkan biaya menjadi besar.

e.       Menjaga suapaya penyimpanan dalam emplacemet tidak besar-besaran, karena mengakibatkan biaya menjadi besar.

  1. Pendekatan Manajemen Persediaan

a.      Pendekatan Tandisional

Operasi pendekatan tradisional merupakan pendekatan yang lebih menekankan biaya persediaan, pendekatan ini memproduksi komponen produksi dalam jumlah besar dengan maksud untuk mengantisipasi kalau terjadi sesuatu.

b.      Metode Economic Order Quantity

Metode EOQ. Metode ini dapat digunakan baik untuk barang yang dibeli maupun untuk barang yang diproduksi sendiri.

c.       Pendekatan Just In Time (JIT)

Adalah suatu sistem yang memusatkan pada eliminasi aktivitas pemborosan dengan cara memproduksi produk sesuai dengan permintaan konsumen dan hanya membeli bahan sesuai dengan kebutuhan produksi yang tepat, waktu dan tempat yang tepat.

2.                  Manajemen Persediaan dalam Perspektif Keuangan Syariah.

 Al-Qur’an yang mengatur tentang persediaan masa depan ialah :

QS. Lukman ayat 34 yang menyatakan bahwa : “sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya pengetahuan tentang hari kiamat dan Dia-lah yang menurunkan hujan, mengetahui apa yang ada dalam rahim, dan tiada seseorang pun yang mengetahui apa yang akan diusahakannya besok dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan meninggal. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”

 Setiap individu maupun kelompok selalu memerlukan persediaan yang memadai agar tidak dihadapkan dengan resiko jika suatu saat tidak dapat memenuhi keinginannya terutama dalam hal perusahaan. Aplikasi manajemen persediaan pada hakikatnya juga berkaitan dengan perbuatan SDM perusahaan yang bersangkutan.

A.                Konsep Manajemen Persediaan Dalam Islam.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam islam, yakni:

a.                   Menyimpan kelebihan setelah kebutuhan primer terpenuhi. Dalam hal ini Islam menganjurkan kita untuk mempunyai skala prioritas. Seseorang harus dapat melatih dirinya maupun keluarganya untuk menabung dengan bentuk yang paling sederhana untuk kebaikan mereka.

b.      Menyimpan kelebihan untuk menghadapi kesulitan. Sesuai dengan surah Yusuf ayat 48 Hidup dapat mengalami pasang surut perekonomian maka ketika dedang longgar harus dapat menyisihkan dana untuk menghadapi krisis yang tak terduga pada masa yang akan datang atau sebagai persediaan kebutuhan dimasa depan.

c.       Hak harta keturunan sebagai generasi mendatang. Dalam konsep islam kedua orang tua harus menyadari bahwa generasi mendatang memiliki hak dari harta mereka sehingga dianjurkan untuk tidak berlebih-lebihan dan mengabaikan kelangsungan hidup generasi mendatang

d.      Tidak menimbun dan memonopoli harta kekayaan. islam mengharamkan penimbunan harta dalam segala bentuk. Namun para ulama menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan menafkahkan ialah dengan cara investasi mudharabah(bagi hasil) maupun usaha musyarakah. Pengembangan harta tersebut dengan cara :

1.      Bisnis swasta perniagaan dan produksi barang atau jasa.

2.      Penanaman modal mudharabah dengan pihak lain.

3.      Perserikatan usaha patungan(musyarakah).

4.      Penitipan dalam bentuk giro maupun tabungan bank Islam.

5.      Kerjasama lainya dalam pengembangan modal.

6.      Pengembangan harta dilakukan melalui usaha yang baik dan halal.

Pengembangan harta harus menghindari riba, dan hal-hal yang menimbulkan kerusakan. Usaha, pengeluaran, dan pengembangan yang halal adalah mata rantai yang saling berhubungan. Oleh karena itu, setiap orang harus menghayati firman Allah “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan seekah” QS. Al-Baqarah ayat 276.

B.   Persediaan dalam perbankan syariah.

Dalam perbankan syariah menggunakan pendekatan just in time (JIT) yang merupakan system yang dikembangkan atas dasar perbaikan dari kekurangan system tradisional

Persediaan dalam perbankan syariah meruipakan aktivas non-kas yang tersedia untuk:

1.      Dijual dengan akad murabahah.

2.      Diserahkan sebagian modal bank dalam akad mudharabah atau musyarakah.

3.      Disalurkan dalam akad salam atau salam parallel.

4.      Aktiva istishna’ yang telah selesai, tetapi belum diserahkan bank kepada pembeli terakhir.

Hal yang tidak termasuk dalam pengertian persediaan di bank syariahadalah:

1.      Aktiva istishna’ dalam penyeselesaian.

2.      Aktiva tetap yang digunakan oleh bank

3.      Aktiva ijarah.

 

 

BAB III

PENUTUP


1.         Kesimpulan.

Dari pokok bahasan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa manajemen persediaan merupakan fungsi menejerial yang sangat penting, karena persediaan fisik banyak perusahaan melibatkan investasi terbesar dalam pos aktiva lancar. perencanaan persediaan sangat berpengaruh penting terhadap roda aktivitas kegiatan produksi. Lebih lanjut lagi jika hal tersebut dikelola dengan baik dan terukur maka akan kegiatan produksi akan berjalan efektif dan efisien.

2.                  Saran.

Kami selaku pemakalah menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat banyak kesalahan dan masih jauh dari kesempurnaan baik dari tata cara penulisan dan bahasa yang di pergunakan maupun dari segi penyajian. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami butuhkan demi memberikan penjelasan yg lebih baik dalam makalah ini.

 

0 comments: