TUGAS
MATAKULIAH
EKONOMI
MIKRO
Dosen :
Marah
Adjie P. Nasution, SE., MM,
PENGARUH
VARIABEL-VARIABEL DALAM FUNGSI PRODUKSI TERHADAP JUMLAH PRODUKSI GULA PT SUGAR GROUP COMPANY
(SGC)
OLEH:
MUHAMMAD
ROMI
NPM
: 1612110030
DAFTAR
ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG...............................................................
1.2
TUJUAN PENULISAN.............................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Dan Bentuk Perusahaan Atau Badan Usaha....................
2.1.1 Pt
Sugar Group Companies (Sgc) Sebagai
Salah Satu Badan Usaha Persekutuan Bebasis Perusahaan Manufaktur Atau Industri...............
2.2 PRODUKSI..............................................................................
2.2.1 Variabel-Variabel
Yang Pengaruhi Jumlah Produksi Pt Sugar
Group Company (Sgc)...................................................................................
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan ..................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang pengaruh
fungsi produksi pada jumlah produksi gula pt sugar group company (SGC). Meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterimakasih kepada Bapak Marah
Adjie P. Nasution, SE., MM, selaku Dosen mata kuliah Ekonomi Mikro yang telah
memberikan tugas ini kepada saya.
Saya
juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat dimasa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga
makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah
yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan.
Bandar
Lampung, 01 Oktober 2016
Penulis,
Muhammad
Romi
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi
sumber energi dan komoditi perdagangan utama. Gula sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari sebagai pemberi rasa manis terhadap makanan dan minuman
sehingga Gula termasuk kebutuah pokok. ada banyak macam-macam gula yang di
produksi akan tetapi gula yang berjenis gula pasir yang sering digunakan oleh
konsumen, awal pembuatan gula yang terbuat dari tebu yang di olah sedemikian
rupa sehingga menghasikan sebuah produk yang bercita rasa manis. Gula
tersendiri jga memegang peran terpenting dalam negara karena banyaknya negara
yang mengimpor Gula dari pabrik-pabrik Gula yang ada di Indonesia juga meraup
keuntungan yang tinggi.
Sugar Group Companies adalah salah satu perkebunan
Tebu Indonesia Gula terbesar yang terletak di propinsi Lampung dan saat ini di
dukung oleh 12 kantor cabang di seluruh Indonesia. Yang menggunakan Bahan baku
Tebu yang baik sehingga dapat menghasilkan Gula yang memiliki nilai mutu tinggi
dan berkulitas dengan cara mengolah atau pembuatan Produk yang terjamin.
Sugar Group Companies memiliki sekitar 60.000 hektar perkebunan tebu dan
tiga pabrik gula di pulau Sumatera, memproduksi lebih dari 450.000 ton gula per
tahun – sekitar 30% dari produksi gula total di Indonesia dan menguasai pangsa
pasar 15%. Sugar Group Companies juga mengoperasikan etanol terbesar di
Indonesia dengan kapasitas produksi penyulingan tahunan lebih dari 40 juta
liter. Sugar Group Companies terdiri dari empat perusahaan, PT Gula Putih
Mataram (GPM), PT Manis Indolampung (SIL), PT Indolampung Perkasa (ILP) dan PT
Indolampung Distillery (ILD).
Sugar Group Companies mencapai sinergi yang signifikan dengan
mengoperasikan empat pabrik dan perkebunan sebagai satu kelompok. Strategi
manajemen Sugar Group Companies memberikan efisiensi biaya dan fleksibilitas
operasional melalui skala ekonomi. Sebagai perusahaan gula terintegrasi,
memiliki keuntungan dari pasokan mandiri bahan baku untuk pabrik-pabrik gula
dan penyulingan etanol. Semua pabrik Sugar Group Companies terus dipelihara dan
ditingkatkan untuk meningkatkan produksi dan efisiensi.
Untuk melihat seluk beluk kegiatan perusahaan dalam
memproduksi dan menawarkan barangnya diperlukan analisis keatas berbagai aspek
kegiatan memproduksinya. Pertama-tama harus dianalisis sampai dimana
factor-faktor produksi akan digunakan untuk mengahsilkan barang yang akan
diproduksikan. Sesudah itu perlu pula dilihat biaya produksi untuk menghasilkan
barang-barang tersebut. Dan pada akhirnya perlu dianalisis bagaimana seorang
pengusaha akan membandingkan hasil penjualan produksinya dengan biaya produksi
yang dikeluarkannya, untuk menentukan tingkat produksi yang akan memberikan
keuntungan yang maksimum kepadanya.
1.2
TUJUAN PENULISAN
ü Mengetahui proses pembuatan/pengolahan dalam produksi
gula di PT Sugar Group Company (SGC)
ü Mengetahui Skema Proses Produksi Gula di PT Sugar Group
Company (SGC)
ü Mengetahui Pengaruh Fungsi Produksi Pada Jumlah Produksi
Gula di PT Sugar Group Company (SGC)
ü Untuk
mengidentifikasi jumlah produksi dan potensi dari perkebunan tebu di wilayah PT
Sugar Group Companies.
ü Mengetahui
tingkat pengaruh konsumsi dan selera terhadap produksi PT
Sugar Group Company (SGC) dimata masyarakat
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN DAN BENTUK PERUSAHAAN ATAU BADAN USAHA
Perusahaan
adalah organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau
badan lain yang kegiatannya melakukan produksi dan distribusi guna memenuhi
kebutuhan ekonomis manusia. Kegiatan produksi dan distribusi dilakukan dengan menggabungkan
berbagai faktor produksi, yaitu manusia, alam dan modal. Kegiatan produksi dan
distribusi umumnya dilakukan untuk memperoleh laba. Namun ada juga kegiatan
produksi yang tujuannya bukan untuk mencari laba. Seperti yayasan sosial,
keagamaan, dll. Hasil suatu produksi dapat berupa barang dan jasa. Tujuan
perusahaan :
1.Memenuhi kebutuhan masyarakat umum
2.Meningkatkan volume penjualan
3.Menjaga stabilitas politik
4. Memaksimumkan keuntungan
Bentuk Badan Usaha yang
utama adalah
1. Perusahaan
Perseorangan,
yaitu perusahaan yang keseluruhannya dimiliki oleh perseorangan. Cirinya:
•Dikelola
oleh perseorangan
•Banyak yang tidak berbadan hukum
•Jumlahnya sangat banyak tetapi sumbangan produksi secara nasional
relatif kecil
•Pemiliknya
mempunyai kebebasan yang tidak
terbatas atas usahanya
•Modal kecil dan sulit akses pinjaman
2. Persekutuan ( Firma
dan CV ),
yaitu perusahaan yang dimiliki oleh dua orang atau lebih dengan adanya suatu
perjanjian yang ada diantara mereka. Cirinya :
•Dimiliki
oleh beberapa orang
•Modal dikumpulkan dari anggota firma
•Setiap anggota bertanggungjawab atas
firma
•Akses
pinjaman relatif lebih mudah
•Pengambilan keputusan lebih lamban dibandingkan
dengan perusahaan perseorangan
3. Perseroan Terbatas, yaitu badan hukum terpisah yang dibentuk berdasarkan hukum, dimana pemiliknya dibagi dalam bentuk saham-saham. Cirinya :
•Produksi
dan penjualannya mendominasi perekonomian
secara nasional
•Relatif
sangat mudah memperoleh pinjaman
•Modal
bisa berasal dari penjualan surat berharga (saham)
•Antara pemilik dan pengelola merupakan dua pihak yang terpisah
4.
Perusahaan negara
•Pengelolaanya
sama seperti perseroan terbatas
•Modal
dimiliki oleh negara
•Pengurus
perusahaan diangkat dan diberhentikan oleh pemerintah
•Jenis
usahanya biasanya menghasilkan produk yang sangat penting (pokok) bagi masyarakat
•Kadang-kadang usahanya bersaing langsung dengan swasta
5. Koperasi
•Tujuan
utamanya tidak untuk memperoleh
keuntungan tetapi meningkatkan kesejahteraan
anggota
•Modal berasal dari anggota
•Kekuasaan
tertinggi ada pada rapat anggota
•Usahanya meliputi tiga jenis: produksi, konsumsi dan perkreditan
Ketiga badan usaha
diatas merupakan badan usaha swasta yang artinya didirikan oleh orang atau
badan - badan swasta.
Secara garis besar perusahaan dapat di golongkan menjadi :
1. Perusahaan Jasa ( service firm ) Yaitu perusahaan yang kegiatannya menjual jasa. Contohnya adalah kantor akuntan, kantor pengacara, Salon dll.
2. Perusahaan Dagang ( merchandising firm ) Yaitu perusahaan yang kegiatannya membeli barang jadi dan menjualnya kembali tanpa melakukan pengolahan terhadap barang tersebut. Contohnya dealer, Toserba, toko kelontong, dll.
3. Perusahaan Manufaktur / Pabrik / Industri ( manufacturing firm ) Yaitu perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian menjual barang jadi tersebut. Contohnya adalah pabrik sepatu, pabrik roti, dll.
Secara garis besar perusahaan dapat di golongkan menjadi :
1. Perusahaan Jasa ( service firm ) Yaitu perusahaan yang kegiatannya menjual jasa. Contohnya adalah kantor akuntan, kantor pengacara, Salon dll.
2. Perusahaan Dagang ( merchandising firm ) Yaitu perusahaan yang kegiatannya membeli barang jadi dan menjualnya kembali tanpa melakukan pengolahan terhadap barang tersebut. Contohnya dealer, Toserba, toko kelontong, dll.
3. Perusahaan Manufaktur / Pabrik / Industri ( manufacturing firm ) Yaitu perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian menjual barang jadi tersebut. Contohnya adalah pabrik sepatu, pabrik roti, dll.
2.1.1 PT SUGAR
GROUP COMPANIES (SGC) SEBAGAI SALAH SATU
BADAN USAHA PERSEKUTUAN BEBASIS PERUSAHAAN MANUFAKTUR ATAU INDUSTRI
Sugar
Group Companies (SGC) adalah perusahaan grup dengan basis di industri gula
pasir. Perusahaan ini merupakan salah satu produsen gula ternama di Indonesia.
Letak perusahaan ini di Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Perusahaan
ini merupakan perusahaan terintegrasi dari perkebunan tebu dan pabrik gula. Ada
empat anak perusahaan tergabung dalam kelompok bisnis SGC yang terdiri dari
tiga pabrik gula dan satu pabrik ethanol.
Sugar
Group Companies adalah salah satu perkebunan Tebu Indonesia Gula terbesar. dan
company gula manufaktur. Perusahaan yang Headquarted. Terletak di propinsi
Lampung dan saat ini di dukung oleh 12 kantor cabang di seluruh Indonesia.
Pabrik Gula perusahaan yang terintegrasi dengan perkebunan Gula dengan total
94.000 Hektar di Lampung.
Anak
perusahaan SGC ini adalah PT Gula Putih Mataram (GPM), PT Sweet Indolampung
(SIL), PT Indolampung Perkasa (ILP), dan PT Indolampung Distillery (ILD). Tiga
anak perusahaan yang disebutkan paling awal bergerak dalam produksi gula.
Sedangkan anak perusahaan yang terakhir bergerak dalam produksi ethanol.
PT Gula
Putih Mataram (GPM) dan PT Sweet Indolampung (SIL) sama-sama memiliki 5 divisi
kerja. Sedangkan satu anak perusahaan lain yaitu PT Indolampung Perkasa (ILP)
hanya memiliki 4 divisi kerja. Adapun areal perkebunan seluas ini membentang
sepanjang 70 km dengan lebar sekitar 25 km.
PT Gula
Putih Mataram (GPM) dan PT Indolampung Distillery (ILD) berada dalam satu
lokasi yang berdekatan. Jarak kedua pabrik kurang dari sepelemparan batu oleh
tangan. Kedekatan dua pabrik ini disebabkan bahan baku utama PT ILD yaitu
molasses yang disuplai langsung dari PT GPM.
Kelompok
perusahaan ini memiliki areal perkebunan yang luas. Bahkan karena luasnya,
beberapa pekerjaan seperti rippening dilakukan
dengan pesawat terbang. Artinya, perusahaan ini memiliki landasan pacu, tidak
terlalu panjang tapi cukup untuk pergerakan pesawat tipe capung.
Perusahaan
ini berkembang dengan pesat, terutama untuk memenuhi target ketersediaan gula
pasir di tingkat nasional. Beberapa kabar menyebutkan, tiga perusahaan dalam
satu grup menyumbang 20% gula pasir nasional. Artinya, pemilik perusahaan ini
dapat dikatakan “Raja Gula Pasir” di Indonesia. Perusahaan ini memiliki brand produk gula yaitu GULAKU. Sebuah produk
gula pasir dengan bobot tertentu, dikemas dalam wadah yang menarik.
2.2 PRODUKSI
Yang dimaksud dengan teori produksi adalah teori yang
menjelaskan hubungan antara tingkat produksi dengan jumlah faktor-faktor
produksi dan hasil penjualan outputnya.
Sedangkan factor-faktor produksi adalah sebagai
berikut :
1. Tanah ( Land) atau Sumber Daya Alam ( Natural Resources )
2. Tenaga kerja manusia ( Labour) atau Sumber Daya Manusia ( Human Resources)
3. Modal ( Capital )
4. Kecakapan tata laksana ( Managerial Skill )
·
Produksi jangka
pendek, yaitu bila sebagian faktor produksi jumlahnya tetap dan yang lainnya
berubah (misalnya jumlah modal tetap, sedangkan tenaga kerja berubah).
·
Produksi jangka
panjang, yaitu semua faktor produksi dapat berubah dan ditambah sesuai
kebutuhan.
Bila seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan
proses produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan :
1. Berapa output yang harus
diproduksikan.
2. Berapa dan dalam kombinasi
bagaimana faktor-faktor produksi (input) dipergunakan.
Produksi merupakan konsep arus (flow concept), bahwa
kegiatan produksi diukur dari jumlah barang-barang atau jasa yang dihasilkan
dalam suatu periode waktu tertentu, sedangkan kualitas barang atau jasa yang
dihasilkan tidak berubah.
A. Teori Produksi
Teori produksi adalah studi tentang produksi atau
proses ekonomi untuk mengubah faktor produksi (input) menjadi hasil produksi
(output). Produksi menggunakan sumber daya untuk menciptakan barang atau jasa
yang sesuai untuk digunakan.
Dalam teori produksi, produksi adalah suatu kegiatan
untuk menambah nilai guna pada suatu barang. Produksi di ukur sebagai “tingkat
hasil produksi (output) perperiode waktu” karena merupakan konsep aliran.
Ada
3 aspek proses produksi antara lain :
A)
Kuantitas barang atau jasa di hasilkan.
B)
Bentuk barang atau jasa di ciptakan, dan
C)
Distribusi temporal dan spasial dari barang atau jasa yang di hasilkan.
Proses produksi dapat di definisikan sebagai kegiatan
yang meningkatkan kesamaan antara pola permintaan barang atau jasa dan
kuantitas, bentuk ukuran, panjang dan distribusi barang atau jasa tersedia bagi
pasar.
B. Perusahaan Ditinjau
dari Sudut Ekonomi.
I.
Tujuan
Perusahaan: Memaksimumkan keuntungan
Dalam teori ekonomi, berbagai jenis perusahaan
dipandang sebagai unit badan usaha yang mempunyai tujuan yang sama yaitu
“mencapai keuntungan yang maksimum”. Untuk tujuan itu, ia menjalankan usaha
yang bersamaan yaitu mengatur penggunaan factor produksi dengan cara seefisien
mungkin sehingga “ usaha memaksimumkan keuntungan dapat dicapai dengan cara
yang dari sudut ekonomi dipandang dengan cara yang paling efisien”. Dalam
praktik, pemaksimuman keuntungan bukanlah satu-satunya tujuan perusahaan.
Tetapi demi penyederhanaan analisis, untuk sementara tujuan memaksimumkan ini
digunakan.
Keuntungan
atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan biaya produksi.
Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari biaya produksi, dan
kerugian akan dialami apabila hasil penjualan kurang dari biaya produksi.
Keuntungan maksimum dicapai apabila perbedaan diantara hasil penjualan dan
biaya produksi mencapai tingkat yang paling besar. Dalam usahanya untuk
memproduksi barang-barang yang diperlukan masyarakat dan memperoleh keuntungan
maksimum, masalah pokok yang harus dipecahkan produsen adalah :”bagaimanakah
komposisi dari factor-faktor produksi yang digunakan dan untuk masing-masing
factor produksi tersebut berapakah jumlah yang akan digunakan”.
II.
Cara Mencapai tujuan
memaksimumkan keuntungan
Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil
penjualan dan biaya produksi. Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan
melebihi dari biaya produksi, dan kerugian akan dialami apabila hasil penjualan
kurang dari biaya produksi. Keuntungan maksimum dicapai apabila perbedaan di
antara hasil penjualan dan biaya produksi mencapai tingkat yang lebih besar
Dalam memperoleh keuntungan maksimum ada aspek yang harus dipikirkan produsen
yaitu :.
·
Fungsi produksi
Fungsi produksi dapat
didefinisikan dalam dua pengertian yaitu :
- Hubungan
diantara tingkat produksi yang dapat dicapai dengan faktor-faktor produksi yang
digunakan untuk mewujudkan tingkat produksi tersebut.
- Suatu
kurva yang menunjukkan tingkat produksi yang dicapai dengan berbagai jumlah
tenaga kerja yang digunakan.
·
Peminimuman Biaya
Produksi
Selain
menentukan komposisi faktor produksi yang akan meminimumkan biaya produksi,
produsen perlu memperhatikan :
- Besarnya
pembayaran kepada faktor produksi tambahan yang akan digunakan.
- Besarnya
pertambahan hasil penjualan yang diwujudkan oleh faktor produksi yang ditambah
tersebut.
·
Jangka pendek dan
Jangka panjang
Dalam menganalisis bagaimana perusahaan melakukan
kegiatan produksi, teori ekonomi membedakan jangka waktu analisis menjadi dua
yaitu jangka waktu panjang dan jangka waktu pendek.
Jangka panjang adalah suatu periode dalam analisis
kegiatan memproduksi firma-firma yang memisalkan periode tersebut adalah cukup
panjang dan memungkinkan firma-firma menambah semua faktor produksi yang
diperlukan dalam operasinya.
Jangka pendek adalah suatu periode dalam analisis
kegiatan memproduksi firma-firma yang memisalkan bahwa dalam periode tersebut
hanya satu produksi saja (tenaga kerja) yang jumlahnya dapat berubah-ubah. Di
dalam masa tersebut perusahaan tidak dapat menambah jumlah faktor produksi yang
dianggap tetap. Faktor produksi yang dianggap tetap biasanya adalah faktor
modal seperti mesin-mesin dan peralatannya, alat-alat produksi lainnya dan
bangunan perusahaan.
·
firma dan Industri
Satu hal yang penting perlu diterangkan adalah
perbedaan diantara pengertian firma (perusahaan) dan industri. Dalam teori
ekonomi firma atau perusahaan adalah suatu badan usaha yang menggunakan
faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan oleh
masyarakat.
Pengertian industri dalam teori ekonomi sangat berbeda
artinya dengan pengertian industri pada umumnya dimengerti orang. Dalam teori
ekonomi istilah industri diartikan sebagai kumpulan firma-firma yang
menghasilkan barang yang sama atau sangat bersamaan yang terdapat dalam suatu
perusahaan.
C. Fungsi produksi
Fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukan
hubungan ketergantungan antara tingkat input yang digunakan dalam proses
produksi dengan tingkat output yang di hasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal
pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai
output.
Fungsi produksi menjelaskan hubungan antara
factor-faktor produksi dengan hasil produksi. Faktor produksi dikenal dengan
istilah input ,sedangkan hasil produksi disebut sebagai output hubungan
kedua variable (input dan output) tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk
persamaan, sebagai berikut :
Q
= f (K,L,N,T,....)
Penjelasan :
Q = Jumlah output
(hasil)
K = Kapital (Modal)
L = Labour (Tenaga
Kerja)
R = Raw Material
(Kekayaan)
T = Teknologi
Q adalah output, sedangkan K,L,R,dan T merupakan
input. Input K adalah jumlah modal, Ladalah jumlah tenaga kerja, N adalah
sumber daya, dan T adalah teknologi. Besarnya jumlah output yang dihasilkan
tergantung dari penggunaan input-input tersebut. Jumlah output dapat
ditingkatkan dengan cara meningkatkan penggunaan jumlah input K,L dan N atau
meningkatkan teknologi. Untuk memperoleh hasil yang efisien, produsen dapat
melakukan penggunaan input yang lebih efisien.
Dalam penerapannya , hubungan input dan output dapat
pisahkan secara lebih khusus. Misalnya, untuk menghasilkan hasil-hasil
pertanian akan digunakan input tanah, bibit , pupuk,pestisida,tenaga kerja,dan
alat-alat pertanian lainnya (tidak termasuk teknologi). Untuk meningkatkan
hasil-hasil pertanian tersebut maka harus ditingkatkan penggunaan input seperti
tanah yang luas, menambah tenaga kerja, menambah jumlah pupuk, menambah
penggunaan pestisida, dan lain sebgainya. Atau cara lain yaitu dengan
meningkatkan teknologi pertanian. Untuk menghasilkan barang atau output dapat
dilakukan dengan menggunakan hanya satu input saja, dua atau lebih input.
D. Teori Produksi Dengan Satu
Faktor Berubah
Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang
hubungan diantara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang
digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam
analisis tersebut bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya,
yaitu modal dan tanah jumlahnya di anggap tidak mengalami perubahan.
Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja
Hukum
hasil lebih yang semakin berkurang
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan
bahwa :
“Apabila
faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus
ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak
pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi
tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif. Sifat
pertambahan produksi seperti ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin
lambat dan akhirnya ia mencapai tingkat yang maksimum dan kemudian menurun”.
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan
bahwa tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan dalam 3 tahap :
Tahap
pertama : produksi total mengalami pertambahan yang semakincepat.
Tahap
kedua : produksi total pertambahannya.
Tahap ketiga : produksi total semakin lama
semakin berkurang.
Produksi
Total, Produksi Rata-Rata Dan Produksi Marjinal
Produksi marjinal yaitu tambahan produksi yang
diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan. Apabila ΔL
adalah pertambahan tenaga kerja ΔTP adalah pertambahan produksi total, maka
produksi marjinal (MP) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
MP
= ΔTP
ΔL
Produksi
rata-rata yaitu produksi yang secara rata-rata. Apabila produksi total adalah
TP, jumlah tenaga kerja adalah L, maka produksi rata-rata (AP) dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut :
AP
= TP
L
Produksi
Total yaitu jumlah produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga
kerja tertentu .
Keadaan dalam tahap ketiga ini menunjukkan bahwa
tenaga kerja yang digunakan adalah jauh melebihi daripada yang diperlukan untuk
menjalankan kegiatan produksi tersebut secara efisien.
2.2.1
VARIABEL-VARIABEL YANG PENGARUHI JUMLAH PRODUKSI PT SUGAR GROUP COMPANY (SGC)
Fungsi
produksi menjelaskan hubungan antara factor-faktor produksi dengan hasil produksi.
Faktor produksi dikenal dengan istilah input ,sedangkan hasil
produksi disebut sebagai output hubungan kedua variable (input
dan output) tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan, sebagai berikut :
Q = f (K,L,N,T,T)
Penjelasan :
Q = Jumlah output (hasil)
K = Kapital (Modal)
L = Labour (Tenaga Kerja)
R = Resources (SDA)
T = Teknologi
T= Selera
A.
Jumlah Produksi (Q)
PT
Sugar Group Companies (SGC) mampu menghasilkan 450.000 ton gula pertahun
dengan masa panen tebu yang berlangsung setiap 11 bulan. PT Sugar Group
Companies (SGC) menargetkan produksi gula 500.000 ton pada tahun 2013.
Jumlah ini merupakan 20 % dari total produksi gula nasional.
B.
Kapital/Modal (K)
Bahan baku termasuk modal utama dalam proses produksi
suatu perusahaan. Dan bahan baku itu sendiri adalah salah satu variabel dalam
fungsi produksi. Tebu merupakan tumbuhan monokotil dari famili rumput-rumputan
(Gramineae), Batang tanaman tebu memiliki memiliki anakan tunas dari pangkal
batang yang membentuk rumpun. Tanaman ini memerlukan waktu musim tanam
sepanjang 11- 12 bulan. Tanaman ini berasal dari daerah tropis basah sebagai
tanaman liar.
Klasifikasi tanaman tebu adalah sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Graminalis
Familia : Gramineae
Genus : Saccharum
Spesies : Saccharum officinarum
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Graminalis
Familia : Gramineae
Genus : Saccharum
Spesies : Saccharum officinarum
C.
Tenaga kerja/Labor (L)
PT Sugar Group
Companies (SGC) memiliki anak Perusahaan yang terdiri dari beberapa divisi
kerja. PT Gula Putih Mataram (GPM) memiliki lima (5) divisi kerja. PT Sweet
Indo Lampung (SIL) juga memiliki lima (5) divisi kerja. PT Indo Lampung Perkasa
(ILP) hanya memiliki empat (4) divisi kerja. Data ini dimuat dalam situs Radar
Lampung (Radar Lampung, 31 Mei 2014). PT Sugar Group Companies (SGC) mampu
menghasilkan 450.000 ton gula per tahun dengan masa panen tebu yang berlangsung
setiap 11 bulan. PT Sugar Group Companies (SGC) menargetkan produksi
gula 500.000 ton pada tahun 2013. Jumlah ini merupakan 20 % dari total produksi
gula nasional. PT Sugar Group Companies (SGC) memiliki 50.000
pekerja. Berita ini dimuat dalam situs Radar Lampung (Radar Lampung, 31 Mei
2014).
D.
Teknologi (T)
Proses
Pengolahan Gula Tebu
a)
Ekstraksi
Tahap pertama pembuatan gula tebu adalah ekstraksi jus
atau sari tebu. Caranya dengan menghancurkan tebu dengan mesin penggiling untuk
memisahkan ampas tebu dengan cairannya. Cairan tebu kemudian dipanaskan dengan
boiler. Jus yang dihasilkan masih berupa cairan yang kotor: sisa-sisa tanah
dari lahan, serat-serat berukuran kecil dan ekstrak dari daun dan kulit
tanaman, semuanya bercampur di dalam gula.
Jus dari hasil ekstraksi mengandung sekitar 50 % air,
15% gula dan serat residu, dinamakan bagasse, yang mengandung 1 hingga 2% gula.
Dan juga kotoran seperti pasir dan batu-batu kecil dari lahan yang disebut
sebagai “abu”.
b) Pengendapan kotoran dengan kapur (Liming)
Jus tebu dibersihkan dengan menggunakan semacam kapur
(slaked lime) yang akan mengendapkan sebanyak mungkin kotoran , kemudian
kotoran ini dapat dikirim kembali ke lahan. Proses ini dinamakan liming.
Jus hasil ekstraksi dipanaskan sebelum dilakukan
liming untuk mengoptimalkan proses penjernihan. Kapur berupa kalsium hidroksida
atau Ca(OH)2 dicampurkan ke dalam jus dengan perbandingan yang diinginkan dan
jus yang sudah diberi kapur ini kemudian dimasukkan ke dalam tangki pengendap
gravitasi: sebuah tangki penjernih (clarifier). Jus mengalir melalui clarifier
dengan kelajuan yang rendah sehingga padatan dapat mengendap dan jus yang
keluar merupakan jus yang jernih.
Kotoran berupa lumpur dari clarifier masih mengandung
sejumlah gula sehingga biasanya dilakukan penyaringan dalam penyaring vakum
putar (rotasi) dimana jus residu diekstraksi dan lumpur tersebut dapat
dibersihkan sebelum dikeluarkan, dan hasilnya berupa cairan yang manis. Jus dan
cairan manis ini kemudian dikembalikan ke proses.
c) Penguapan (Evaporasi)
Setelah mengalami proses liming, proses evaporasi
dilakukan untuk mengentalkan jus menjadi sirup dengan cara menguapkan air
menggunakan uap panas (steam). Terkadang sirup dibersihkan lagi tetapi lebih
sering langsung menuju ke tahap pembuatan kristal tanpa adanya pembersihan
lagi.
Jus yang sudah jernih mungkin hanya mengandung 15% gula
tetapi cairan (liquor) gula jenuh (yaitu cairan yang diperlukan dalam proses
kristalisasi) memiliki kandungan gula hingga 80%. Evaporasi dalam ‘evaporator
majemuk’ (multiple effect evaporator) yang dipanaskan dengan steam merupakan
cara yang terbaik untuk bisa mendapatkan kondisi mendekati kejenuhan
(saturasi).
d) Pendidihan/ Kristalisasi
Pada tahap akhir pengolahan, sirup ditempatkan ke
dalam wadah yang sangat besar untuk dididihkan. Di dalam wadah ini air diuapkan
sehingga kondisi untuk pertumbuhan kristal gula tercapai. Pembentukan kristal
diawali dengan mencampurkan sejumlah kristal ke dalam sirup. Sekali kristal
terbentuk, kristal campur yang dihasilkan dan larutan induk (mother liquor)
diputar di dalam alat sentrifugasi untuk memisahkan keduanya, bisa diumpamakan
seperti pada proses mencuci dengan menggunakan pengering berputar.
Kristal-kristal tersebut kemudian dikeringkan dengan udara panas sebelum
disimpan.
Larutan induk hasil pemisahan dengan sentrifugasi
masih mengandung sejumlah gula sehingga biasanya kristalisasi diulang beberapa
kali. Sayangnya, materi-materi non gula yang ada di dalamnya dapat menghambat
kristalisasi. Hal ini terutama terjadi karena keberadaan gula-gula lain seperti
glukosa dan fruktosa yang merupakan hasil pecahan sukrosa. Olah karena itu,
tahapan-tahapan berikutnya menjadi semakin sulit, sampai kemudian sampai pada
suatu tahap di mana kristalisasi tidak mungkin lagi dilanjutkan.
Sebagai tambahan, karena gula dalam jus tidak dapat
diekstrak semuanya, maka terbuatlah produk samping (byproduct) yang manis:
molasses. Produk ini biasanya diolah lebih lanjut menjadi pakan ternak atau ke
industri penyulingan untuk dibuat alkohol (etanol) . Belakangan ini molases
dari tebu di olah menjadi bahan energi alternatif dengan meningkatkan kandungan
etanol sampai 99,5%.
e) Penyimpanan
Gula kasar yang dihasilkan akan membentuk gunungan
coklat lengket selama penyimpanan dan terlihat lebih menyerupai gula coklat
lunak yang sering dijumpai di dapur-dapur rumah tangga. Gula ini sebenarnya
sudah dapat digunakan, tetapi karena kotor dalam penyimpanan dan memiliki rasa
yang berbeda maka gula ini biasanya tidak diinginkan orang. Oleh karena itu
gula kasar biasanya dimurnikan lebih lanjut ketika sampai di negara pengguna.
f) Afinasi (Affination)
Tahap pertama pemurnian gula yang masih kasar adalah
pelunakan dan pembersihan lapisan cairan induk yang melapisi permukaan kristal
dengan proses yang dinamakan dengan “afinasi”. Gula kasar dicampur dengan sirup
kental (konsentrat) hangat dengan kemurnian sedikit lebih tinggi dibandingkan
lapisan sirup sehingga tidak akan melarutkan kristal, tetapi hanya sekeliling
cairan (coklat). Campuran hasil (‘magma’) di-sentrifugasi untuk memisahkan
kristal dari sirup sehingga kotoran dapat dipisahkan dari gula dan dihasilkan
kristal yang siap untuk dilarutkan sebelum proses karbonatasi.
Cairan yang dihasilkan dari pelarutan kristal yang
telah dicuci mengandung berbagai zat warna, partikel-partikel halus, gum dan
resin dan substansi bukan gula lainnya. Bahan-bahan ini semua dikeluarkan dari
proses.
g) Karbonatasi
Tahap pertama pengolahan cairan (liquor) gula
berikutnya bertujuan untuk membersihkan cairan dari berbagai padatan yang
menyebabkan cairan gula keruh. Pada tahap ini beberapa komponen warna juga akan
ikut hilang.
Salah satu dari dua teknik pengolahan umum dinamakan
dengan karbonatasi. Karbonatasi dapat diperoleh dengan menambahkan kapur/ lime
[kalsium hidroksida, Ca(OH)2] ke dalam cairan dan mengalirkan gelembung gas
karbondioksida ke dalam campuran tersebut.
Gas karbondioksida ini akan bereaksi dengan lime
membentuk partikel-partikel kristal halus berupa kalsium karbonat yang
menggabungkan berbagai padatan supaya mudah untuk dipisahkan. Supaya
gabungan-gabungan padatan tersebut stabil, perlu dilakukan pengawasan yang
ketat terhadap kondisi-kondisi reaksi.
Gumpalan-gumpalan yang terbentuk tersebut akan
mengumpulkan sebanyak mungkin materi-materi non gula, sehingga dengan menyaring
kapur keluar maka substansi-substansi non gula ini dapat juga ikut dikeluarkan.
Setelah proses ini dilakukan, cairan gula siap untuk proses selanjutnya berupa
penghilangan warna.
Selain karbonatasi, t eknik yang lain berupa
fosfatasi. Secara kimiawi teknik ini sama dengan karbonatasi tetapi yang
terjadi adalah pembentukan fosfat dan bukan karbonat. Fosfatasi merupakan
proses yang sedikit lebih kompleks, dan dapat dicapai dengan menambahkan asam
fosfat ke cairan setelah liming seperti yang sudah dijelaskan di atas.
h) Penghilangan warna
Ada dua metoda umum untuk menghilangkan warna dari
sirup gula, keduanya mengandalkan pada teknik penyerapan melalui pemompaan
cairan melalui kolom-kolom medium. Salah satunya dengan menggunakan karbon
teraktivasi granular [granular activated carbon, GAC] yang mampu menghilangkan
hampir seluruh zat warna. GAC merupakan cara modern setingkat “bone char”,
sebuah granula karbon yang terbuat dari tulang-tulang hewan.
Karbon pada saat ini terbuat dari pengolahan karbon
mineral yang diolah secara khusus untuk menghasilkan granula yang tidak hanya
sangat aktif tetapi juga sangat kuat. Karbon dibuat dalam sebuah oven panas
dimana warna akan terbakar keluar dari karbon.
Cara yang lain adalah dengan menggunakan resin penukar
ion yang menghilangkan lebih sedikit warna daripada GAC tetapi juga
menghilangkan beberapa garam yang ada. Resin dibuat secara kimiawi yang
meningkatkan jumlah cairan yang tidak diharapkan.
Cairan jernih dan hampir tak berwarna ini selanjutnya
siap untuk dikristalisasi kecuali jika jumlahnya sangat sedikit dibandingkan
dengan konsumsi energi optimum di dalam pemurnian. Oleh karenanya cairan
tersebut diuapkan sebelum diolah di panci kristalisasi.
i) Pendidihan
Sejumlah air diuapkan di dalam panci sampai pada
keadaan yang tepat untuk tumbuhnya kristal gula. Sejumlah bubuk gula
ditambahkan ke dalam cairan untuk mengawali/memicu pembentukan kristal. Ketika
kristal sudah tumbuh campuran dari kristal-kristal dan cairan induk yang
dihasilkan diputar dalam sentrifugasi untuk memisahkan keduanya.
Proses ini dapat diumpamakan dengan tahap pengeringan
pakaian dalam mesin cuci yang berputar. Kristal-kristal tersebut kemudian
dikeringkan dengan udara panas sebelum dikemas dan/ atau disimpan siap untuk
didistribusikan.
Output
(Hasil Keluaran)
E.
Lahan/Sumber Daya Alam (R)
PT Sugar Gruop
Companies (SGC) memiliki areal perkebunan yang sangat luas. PT Sugar
Gruop Companies (SGC) memiliki luas areal perkebunan hampir mencapai 65.000
Ha. Areal perkebunan membentang sepanjang 70 km dengan lebar 25 km. PT Sugar
Gruop Companies (SGC) juga memiliki landasan pacu yang cukup untuk
pergerakan pesawat tipe capung. Pesawat terbang juga membantu meringankan
pekerjaan karyawan, seperti pemupukan jalur udara, rippening. Data ini
dimuat dalam situs Radar Lampung (Radar Lampung 31 Mei
2014).
PT Sugar Group
Companies (SGC) memiliki Hak Guna Usaha (HGU) atas tanah seluas 75.667,4041
Ha. PT Sweet Indo Lampung (SIL) memiliki sertifikat Hak Guna Usaha (HGU) Nomor
43. PT Sweet Indo Lampung (SIL) memiliki luas
tanah sebesar 12.860,66 Ha dan penambahan Hak
Guna Usaha (HGU) sebesar 133,835 Ha. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Kanwil
Badan Pertahanan Nasional (BPN) Lampung Nomor 5540.001.08.2002, jumlah total
luas tanah PT Sweet Indo Lampung (SIL) adalah sebesar 12.994,495 Ha. PT Indo
Lampung Perkasa (ILP) memiliki luas tanah sebesar 21.401,40 Ha. PT Indo Lampung
Perkasa (ILP) memiliki sertifikat Hak Guna Usaha (HGU) Nomor 10/BPN/- TB/2006
dengan luas tanah sebesar 8.500,5091 Ha. Data ini dimuat dalam situs Haluan
Lampung (Haluan Lampung, 31 Mei 2014). Data tentang luas lahan PT Sugar Group
Companies (SGC) yang dimiliki oleh PT Sugar Group Companies (SGC) berbeda
dengan luas lahan berdasarkan izin Bupati Tulang Bawang yang terbit pada tahun
2004. Hal ini sesuai dengan surat yang dikeluarkan oleh Badan Pertahanan
Nasional (BPN) Kabupaten Tulang Bawang tanggal 8 Maret 2007. PT Sugar Group
Companies (SGC) memiliki jumlah total Hak Guna Usaha (HGU) seluas 86,45 Ha.
Jumlah total yang dimiliki oleh PT Sugar Group Companies (SGC) di
wilayah Tulang Bawang adalah sebesar 124.092 Ha. Perbedaan jumlah luas tanah
adalah 124.094 - 86.45 = 34.637 Ha. Perbedaan jumlah total luas lahan PT Sugar
Group Companies (SGC) adalah sebesar 34.637 Ha. Data tersebut berbeda
dengan data yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang.
F.
Selera/Taste(T)
Sumber : Susenas BPS (2011)
Kekuatan / Strength (S) yang dimiliki Perusahaan
GULAKU (Sugar Group Companies) adalah sangat kuat dikarenakan memiliki mutu
Bahan baku yang baik sehingga Produk (Gulaku) yang dihasilkan bermutu dan
berkualitas, memiliki warna gula pasir yang putih bersih dan benih di
bandingkan dengan Kualitas gula yang ada, sehingga banyak konsumen yang
tertarik.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan
semakin bagus dimana pada tahun 2011 mencapai 6.5 persen. Peluang lain tentu
saja berupa kekayaan alam indonesia yang begitu melimpah. Baik kekayaan hasil
alam seperti pertanian, perkebunan, pertambangan, wisata alam, dan seterusnya.
Begitu juga dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 259 juta pada tahun
lalu.
Banyaknya Perusahan-perusahan yang membuat dan
mengolah Gula membuat persaingan semakin banyak, dalam perusahaan Gula lainnya
banyak yang lebih mengutamakan harga yang terjankau agar konsumen tertarik
tetapi dengan hasil produk yang kurang baik, sedangkan, dalam Perusahaan GULAKU
(Sugar Group Companies) lebih mengutamakan mutu dan kualitas, jadi tergantung
pada konsumen ingin memilih yang mana, jika lebih mengutamakan harga maka
Perusahaan GULAKU (Sugar Group Companies) akan terancam.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sugar Group Companies adalah salah satu perkebunan
Tebu Indonesia Gula terbesar yang terletak di propinsi Lampung dan saat ini di
dukung oleh 12 kantor cabang di seluruh Indonesia. Yang menggunakan Bahan baku
Tebu yang baik sehingga dapat menghasilkan Gula yang memiliki nilai mutu tinggi
dan berkulitas dengan cara mengolah atau pembuatan Produk yang terjamin.
Dalam teori ekonomi, perusahaan dipandang sebagai unit
badan usaha yang mempunyai tujuan yang sama yaitu mencapai keuntungan yang
maksimum. Untuk tujuan itu, PT Sugar Group companies (SGC) menjalankan usaha
yang bersamaan yaitu mengatur penggunaan factor produksi dengan cara seefisien
mungkin sehingga usaha memaksimumkan keuntungan dapat dicapai dengan cara yang
dari sudut ekonomi dipandang dengan cara yang paling efisien. Dalam praktik,
pemaksimuman keuntungan bukanlah satu-satunya tujuan perusahaan. Tetapi demi
penyederhanaan analisis, untuk sementara tujuan memaksimumkan ini digunakan.
Fungsi produksi menggambarkan berapa jumlah produksi
maksimum yang mampu diproduksi oleh produsen pada setiap kombinasi variabel-variabel
yang ada.
DAFTAR
PUSTAKA
3.
Sukirno, Sadono,2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga
4.
Agroindonesia.co.id
5.
Liputan6.com
6.
Putong,
Iskandar. 2010. Economics Pengantar Mikro dan Makro. Jakarta: Mitra
wacana media.
7.
Sukirno,
Sadono. 2011. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
8.
Salvatore,
Dominick.2006. Mikro Ekonomi. Jakarta:Erlangga.
9.
Bangun,Wilson.2007.Teori
Ekonomi Mikro.Bandung:Refika Aditama
0 comments: