PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER TERHADAP KINERJA
KARYAWAN PT. NEDCOFFEE INDONESIA MAKMUR JAYA
SKRIPSI
AMBAR
KESUMANINGRUM
1612110017
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUT INFORMATIKA DAN BISNIS DARMAJAYA
BANDAR LAMPUNG
2020
ABSTRAK
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN
GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. NEDCOFFEE INDONESIA MAKMUR JAYA
Oleh
Ambar
Kesumaningrum
PT. Nedcoffee
Indonesia Makmur Jaya didirikan pada tanggal 29 Juni 2005 dengan
memiliki kantor utama pertama di Jakarta di: Gedung Bursa Efek Jakarta, Menara
II, Lantai 17, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
dan sejak Mei 2006 beroperasi penuh bertempat di jalan Sukarno Hatta KM 7,
Campang Raya, Tanjung Karang Timur. PT. Nedcoffee
Indonesia Makmur Jaya yang memiliki karyawan berjumlah 60 karyawan
terdiri dari 9 devisi. Permasalahan
dalam penelitian ini adalah pencapaian kinerja karyawan yang belum tercapai
sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa pengaruh Budaya
Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Otoriter terhadap Kinerja Karyawan PT.
Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya. Metode yang digunakan adalah metode sampel,
dimana jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai PT.
Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya. Metode analisis data menggunakan regresi
linier berganda. Hasil perhitungan coefficient
regresi adalah Y = 4,242 + 0,572 X1 +
0,228 X2.
Pengujian hipotesis secara parsial menghasilkan bahwa Budaya Organisasi
berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan, dan Gaya Kepemimpinan Otoriter
berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan. Pengujian secara simultan bahwa Budaya
Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Otoriter berpengaruh terhadap kinerja karyawan
di PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya.
Kata Kunci :
Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan Otoriter, dan Kinerja Karyawan
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Karyawan dalam
suatu perusahaan penyalur barang-barang kebutuhan konsumen mempunyai peranan
yang sangat penting dalam menjamin tersedianya kebutuhan konsumen pada saat
konsumen mebutuhkan suatu barang kebutuhan, karena pada dasarnya karyawan
merupakan ujung tombak, yang menjalankan roda perusahaan, dengan kata lain
karyawan perusahaan penyalur merupakan sumber kunci bagi perusahaan penyalur
barang kebutuhan konsumen, karena pada saat terjadi dimana konsumen membutuhkan
barang yang di perlukan seharusnya konsumen tersebut dapat memperoleh barang
yang diinginkan tersebut tepat pada waktunya dan sesuai jumlah yang dibutuhkan
, maka kinerja perusahaan pada saat itu sepenuhnya ditentukan oleh kinerja
karyawan perusahaan penyalur tersebut. Melihat pentingnya karyawan perusahaan penyalur dalam suatu
perusahaan penyalur barang, maka tidak berlebihan jika dikatakan bahwa karyawan
perusahaan penyalur adalah aset yang paling penting dan berdampak langsung pada
ketersediannya produk barang yang dibutuhkan konsumen di manapun dibandingkan dengan sumber daya - sumber daya
lainnya.
Menururt Wilson Bangun
(2012) menyatakan bahwa,
kinerja adalah hasil pekerjaan yang
dicapai karyawan bedasarkan
persyaratan-persyaratan pekerjaan (job requirement). Suatu pekerjaan
mempunyai persyaratan tertentu untuk
dapat dilakukan untuk
mencapai tujuan
yang disebut juga
sebagai standar pekerjaan (job
standard). Hasil pekerjaan
merupakan hasil yang diperoleh seorang karyawan dalam
mengerjakan pekerjaan sesuai persyaratan pekerjaan atau
standar kinerja. Seorang
karyawan dikatakan berhasil melaksakan pekerjaannya atau
memiliki kinerja baik, apabila hasil kerja yang diperoleh lebih tinggi dari
standar kinerja. Untuk mengetahui hal itu perlu dilakukan penilaian kinerja
setiap karyawan dalam perusahaan. Menurut penelitian Johar Maknur dan
Dian Wahyuningsih.,
dengan judul “ Pengaruh
Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada PT.
Neuronworks Indonesia Bandung”. Menurut Hussein Fattah, 2011, menyatakan ada beberapa indikator dalam kinerja karyawan antara lain
Hasil, Kuantitas, Sikap dan ketepatan waktu hal ini yang merupakan bagian dalam
kinerja karyawan.
Berdasarkan hasil wawancara pada karyawan PT. Nedcoffee
Indonesia Makmur Jaya dan dikaitkan
dengan penelitian Johar Maknur, menerangkan bahwa. Kualitas Hasil Kerja yang
ada didalam perusahaan masih kurang optimal dikarenakan banyak karyawan yang
tidak bisa bekerja sama. Kuantitas Hasil Kerja merupakan berapa banyak yang
dihasilkan oleh perusahaan, dimana perusahaan terkadang masih belum bisa
memaksimalkan produksi yang lebih banyak dari target yang diberikan. Kerjasama
adalah suatu pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama guna mencapai target
yang diberika, pada hal ini para karyawan kurang bisa di ajak bekerja sama,
masih banyak karyawan yang tidak patuh. Kehadiran merupakan suatu hal yang
sangat penting bagi kelangsungan perusahaan, dalam hal ini karyawan masih
banyak yang tidak hadir tanpa keterangan. Ketepatan Waktu didalam perusahaan
sangatlah diperlukan karena dengan adanya ketepatan waktu semua pekerjaan tidak
akan terbengkalai. Loyalitas seorang karyawan diukur dari bagaimana cara dia
bekerja diperusahaan tersebut, semakin loyal suatu karyawan maka semakin baik
kinerja yang diberikan. Oleh karena itu, banyak kinerja karyawan yang belum optimal
dikarenakan gaya kepemimpinan otoriter dan budaya organisasi yang terbilang
tidak baik, karena hal itu kualitas kerja dan hasil yang diberikan tidak
maksimal.
Dalam Penelitian ini penulis akan melakukan penelitian di PT.
Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya
didirikan pada tanggal 29 Juni 2005 dengan memiliki kantor utama pertama di
Jakarta di: Gedung Bursa Efek Jakarta, Menara II, Lantai 17, Jl. Jend. Sudirman
Kav 52-53, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. dan sejak Mei 2006 beroperasi penuh bertempat di jalan Sukarno Hatta KM 7, Campang
Raya, Tanjung Karang Timur, PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya
menjadi salah satu perusahaan yang mengekpor kopi biji yang didapat langsung
dari petani,
kopi biji yang di yang ekpor iya itu kopi robusta dan arabika, dimana bahan
didapat dari berbagai daerah seperti, Lampung, Sumatra Selatan, Bengkulu, Jambi
dan Medan. PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya berjumlah 60 karyawan terdiri dari 9 devisi. Karyawan PT.
Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya
Bekerja mulai dari hari senin sampai dengan hari sabtu,
untuk hri senin sampai sabtu dimulai pukul 07.30 sampai 16.30 WIB, untuk hari
minggu tidak beroperasional. Diketahui rata – rata
karyawan pada PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya yaitu memiliki
pendidikan S2 sebagai direktur, D3 dan S1 untuk bagian – bagian tertentu
seperti Manajer, dan staf dan sisanya
rata – rata pendidikan SMA untuk karyawan biasa.
Ketepatan Waktu, merupakan
di mana kegiatan tersebut dapat diselesaikan, atau suatu hasil produksi dapat
dicapai, pada permulaan waktu yang ditetapkan bersamaan koordinasi dengan hasil
produk yang lain dan memaksimalkan waktu yang tersedia untuk kegiatan-kegiatan
lain dimana masih
adanya karyawan yang belom mampu menyelesaikan pekerjaan denngan tepat waktu
yang telah diberikan. Kehadiran, yang berisi jam
datang dan jam pulang serta alasan atau keterangan kehadiranya dimana adanya
karyawan yang sering tidak masuk dengan tidak adanya alasan dan karyawan ma sih
sering datang tiak tepat waktu dalam jam bekerja. Kamampuan Kerjasama di ukur
dari kesediaan karyawan
berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan
lainnya secara vertikal maupun horizontal sehingga hasil pekerjaan akan semakin
baik karyawan dapat diandalkan dimana kerjasama karyawan masih kurang
dan belum mampu untuk memenuhi apa yang
diharapkan oleh pihak perusahaan. kurangnya pendekatan antar karyawan,
masih adanya karyawan yang tidak datang kerja dengan alasan yang tidak jelas,
masih ada karyawan yang telat hadir di tempat kerja, karyawan mendapatkan tugas
tambahan untuk menaungi beberapa bagian pekerjaan, kurangnya karyawan,
kurangnya dilakukan perekrutan karyawan.
Hal tersebut akan berdampak negatif
pada kinerja karyawan Perusahaan PT. Nedcoffe Indonesia Makmur
Jaya banyak nya
keluhan karyawan karna adanya sanksi yang
diberikan jika target yang telah ditetapkan tidak tercapai dengan baik. Jika
hal ini terus terjadi maka akan menimbulkan dampak yang tidak baik bagi PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya. Kemudian
untuk melihat kinerja karyawan, berikut disajikan tabel standra penilaian kinerja karyawan
yang ada di PT. Nedcoffee Indonesia Makmur
Jaya pada tahun 2019.
Tabel 1.1 Standar Nilai Kinerja Karyawan di PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya Tahun 2019
No |
Kriteria |
Nilai (%) |
Kategori |
1 |
Perilaku Kerja |
91 – ke atas |
Sangat Baik |
2 |
80-90 |
Baik |
|
3 |
70-79 |
Cukup |
|
4 |
Hasil Kerja |
61-69 |
Kurang |
5 |
60 ke bawah |
Buruk |
Sumber
: PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya, 2020
Berdasarkan
Tabel 1.1 PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya telah menerapkan
standar penilaian kinerja untuk menilai kinerja yang dilakukan oleh karyawan
yang terdiri dari beberapa area kinerja. Masing-masing area kinerja memiliki
range penilaian dari 60 < dengan
nilai buruk dan nilai 91 > dengan nilai sangat baik.
Berikut ini merupakan Tabel 1.2 mengenai Hasil Penilaian
Kinerja Karyawan PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya.
Tabel 1.2 Rata-rata Hasil Penilaian
Kinerja
Karyawan
di PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya Tahun 2019
Perilaku Kerja |
2019 |
|
||||
Bobot (%) |
Nilai Capation |
Skor (%) |
|
|||
1. Kedisiplinan 2. Tanggung Jawab 3. Kerjasama 4. Kepemimpinan |
10 |
60 |
6 |
|
||
10 |
60 |
6 |
|
|||
10 |
70 |
7 |
|
|||
10 |
60 |
6 |
|
|||
Hasil
Kerja |
|
|||||
Jumlah
25 |
|
|||||
1.
Kualitas Kerja |
20 |
70 |
14 |
|
||
2.
Kuantitas Kerja |
20 |
70 |
14 |
|
||
3.
Konsistensi Kerja |
20 |
80 |
16 |
|
||
Jumlah |
100 |
|
44 |
|||
Jumlah Total |
|
|
69 |
|||
Sumber : PT. Nedcoffee Indonesia Makmur
Jaya, 2020
Berdasarkan
Tabel 1.2 di atas menunjukan mengenai penilaian kinerja karyawan PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya. Menunjukkan variabel kinerja
karyawan memiliki nilai skor Capation
yang masih dibawah standar perusahaan, point dari perilaku kerja yaitu, Kedisiplinan dengan Nilai 60, Tanggung Jawab
dengan nilai 60, Kerjasama dengan nilai 70, Kepemimpinan dengan nilai 60, dan
point dari hasil kerja yang merupaka indikator penting, Kualitas Kerja dengan
nilai 70, Kuantitas Kerja dengan nilai 70, Konsistensi Kerja dengan nilai 80,
dengan dilihatnya hasil penilaian tersebut kinerja karyawan masih sangat belum
optimal dengan standard yang ada, hal ini perlu ditingkatkan lagi karena belum
mencapai target yang telah ditentukan oleh perusahaan. Oleh
karena itu perusahaan masih membutuhkan usaha-usaha yang dapat meningkatkan kinerja
karyawan untuk mencapai bahkan melebihi
target yang ditetapkan oleh perusahaan.
Hal
tersebut akan berdampak negatif pada kinerja karyawan PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya Jika
hal ini terus terjadi maka akan menimbulkan dampak yang tidak baik bagi karyawan PT.
Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya dan pihak perusahaan nya
tenttu nya perlu mengefaluasi
kesalahan-kesalahan yang sering terjadi terhadap karywannya untuk meningkatkan
hasil kerja karyawan dan dalam mencapai target yang ditetapkan. Berdasarkan hasil survey dan wawancara yang di lakukan di
PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya. Menurut Irham Fahmi (2013), Budaya organisasi adalah
Suatu kebiasaan yang telah berlangsung lama dan dipakai serta diterapkan dalam
kehidupan aktivitas kerja sebagai salah satu pendorong untuk meningkatkan
kualitas kerja para karyawan dan manajer perusahaan. Budaya organisasi yang dilakukan
oleh perusahaan adalah melakukan briefing setiap pagi, dan juga melakukan
yel-yel setiap kali mau memulai pekerjaan yang bertujuan membuat para karyawan
menjadi semangat. Adapun beberapa indikator budaya organisasi.
Karakter adalah sifat batin yang memengaruhi
segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau
makhluk hidup lainnya. dimana masih adanya karyawan yang mengeluh dengan sikap dan karakter rekan
sekerja yang kurang sejalan dan selalu memiliki rasa persaingan yang kurang
efektif dalam melaksanakan pekerjaan dan melakukan keluar kantor tidak
melakukan izin terlebih dahulum, menggunakan
barang tampa seizin terlebih dahulu dengan
pihak terkait, menggampangkan dalam meyelesaikan tugas yang telah
diberikan atasan sehingga sering terjadi penyelesaian tugas tidak tepat waktu
yang telah di tetapkan oleh atasan.
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi
aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian
tujuan. Dimana banyak nya karyawan mengeluhkan sikap dan tindakan
pimpinan yan cenderung arogan, kurang nya komunikasi dan pengarahan terhadap
karyawannya dan kurang nya pemberian motivasi langsung ataupun tidak lagsung
yang diberikan pimpinan terhadap karyawannya. Kriteria Keberhasilan peserta didik menyelesaikan serangkaian
tes, baik tes forma-tif, tes sumatif, maupun tes ketrampilan yang dicapai hal
ini merupakan untuk mengetahui tingkatan seberapa besar kecil nya karyawan
berhasil atau tidak nya dalam menyelesaikan pekerjaannya, dimana masih adanya
karyawan yang belom mampu dalam pencapain target yang di tetapka oleh pimpinan
maupun dari perusahaan. Jika hal ini dibiarkan dan tidak segera ditanggapi maka
akan mengalami dampak negatif terhadap perusahaan dan menimbulkan penurunan
hasil kinerja karyawan PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya.
Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi kinerja
karyawan selain budaya organisasi
adalah gaya kepemimpinan otoriter, Tapi dalam hal ini peneliti hanya menggunakan faktor gaya kepemimpinan otoriter yang merupakan salah satu
faktor penting karena kepemimpinan dapat memberikan pengaruh yang berarti
terhadap kinerja karyawan karena pimpinan yang merencanakan, menginformasikan,
membuat dan mengevaluasi berbagai keputusan-keputusan yang harus dilakukan
didalam suatu organisasi.
Menurut Veithzal
Rivai (2013:3) mengemukakan bahwa Kepemimpinan adalah suatu perilaku dengan
tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk
mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan
organisasi, sehingga dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang
sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh
organisasi. Pra survey penulis dilakukan dengan mewawancarai karyawan yang ada
sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa gaya
kepemimpinan yang ada di PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya termasuk gaya kepemimpinan yang otoriter dan
juga masih belum optimal atau bisa disebut juga gaya kepemimpinan yang
otokratis dimana pemimpin tidak memperhatikan kebutuhan bawahannya.
Berdasarkan wawancara dan dikaitkan
engan indikator yang digunakan, maka bisa disimpulkan bahwa, Wewenang mutlak
terpusat pada pemimpin, hal ini masih saja dibantah oleh karyawan karena merasa
tidak bisa memberikan saran. Keputusan selalu dibuat oleh pemimpin, pada hal ini banyak
karyawan yang mengeluh dikarenakan ada beberapak keputusan pemimpin yang tidak
sesuai dengan job desk mereka. Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk
memberikan saran, hal ini yang paling penting dimana seharusnya pimpinan
bersosialisasi kepada bawahan agar bawahan mampu memberikan saran ataupun masukan.
Hal tersebut akan berdampak negatif pada kinerja karyawan PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya Jika hal ini terus
terjadi maka akan menimbulkan dampak yang tidak baik bagi karyawan Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya dan pihak perusahaan nya
tenttu nya perlu mengefaluasi
kesalahan-kesalahan yang sering terjadi terhadap karywannya untuk meningkatkan
hasil kerja karyawan dan dalam mencapai target yang ditetapkan.
Berhasil tidaknya perusahaan dalam mencapai tujuannya
bergantung pada kepemimpinannya dalam mengelola organisasi. Pemimpin sebagai
orang yang memiliki kemampuan, kompetensi, serta kekuasaan memberikan peranan
yang besar bagi keberlangsungan hidup organisasi berkaitan dengan tujuan suatu
perusahaan. Pemimpin yang berhasil melaksanakan tugas kepemimpinannya dapat
menumbuhkan semangat kerja yang berimplikasi pada meningkatnya kinerja.
Berkaitan dengan hal tersebut maka sudah seharusnya seorang pemimpin hendaknya
mengetahui atau menebak kebutuhan, keinginan, dan harapan bawahannya dengan
mengamati perilaku karyawan. Adapun beberapa
indikator gaya kepemimpinan. Tanggung jawab, kesadaran
manusia akan tingkah laku atau perbuatan baik yang disengaja maupun yang tidak
di sengaja. Dimana taggung jawab karyawan
masih kurang dalam menyelesaikan pekerjaan dimana karyawan masih sering
menunda-nunda dalam menyelesaikan pekerjaan.
Pengambilan keputusan, tindakan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi melalui pemilihan satu diantara
alternatif-alternatif yang memungkinkan.
Dimana hal yang terjadi kaeyawa belom mampu dalam mengambil suatu keputusan
untuk alternatif dalam menyelesaikan pekerjaan hal ini didasri oleh kurang nya pendekan antara karyawan dengan atasa. Aturan dan tata tertib, adalah
peraturan-peraturan yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak yang
harus ditaati, apabila dilanggar akan diberikan sanksi dimana masih adanya karyawan yang melanggar
peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Komitmen adalah
suatu keadaan dimana seseorang membuat perjanjian (keterikatan), baik kepada
diri sendiri maupun kepada orang lain yang tercermin dalam tindakan/ perilaku tertentu yang dilakukan secara sukarela
maupun terpaksa
dimana masih adanya karyawan yang kurang dalam berkomitmen seperti ingin
mengundurkan diri walapun meskipun masa kontrak kerja belom slesai. Jika hal ini terus terjadi dan dibiarkan terus-menerus
akan berdampak negatif terhadap perusahaan dan hasil kerja akan terus turun dan
tidak tercapainya target yang telah ditetapkan. Budaya organisasi dan gaya kepemimpinan merupakan hal
yang paling penting dalam mengembangkan sumberdaya manusia dalam suatu
perusahaan untuk meningkatkan hasil kerja dan mencapai target yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Berdasarkan permasalahan dan kesenjangan penelitian
yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini
mengambil variabel: “PENGARUH BUDAYA
ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. NEDCOFFEE INDONESIA MAKMUR JAYA BANDAR LAMPUNG”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
penulis merumuskan masalahnya adalah :
1.
Apakah Budaya Organisasi berpengaruh terhadap
Kinerja Karyawan PT. Nedcoffee Indonesia
Makmur Jaya?
2.
Apakah Gaya Kepemimpinan Otoriter berpengaruh
terhadap Kinerja Karyawan PT. Nedcoffee
Indonesia Makmur Jaya?
3.
Apakah Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan
Otoriter berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya?
1.3
Ruang
Lingkup Penelitian
1.3.1
Ruang
Lingkup Subjek
Ruang
lingkup penelitian ini adalah karyawan
PT. Nedcoffee Indonesia Makmur
Jaya.
1.3.2
Ruang
lingkup Objek
Ruang lingkup objek penelitian ini
adalah Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan Otoriter
dan Kinerja Karyawan PT.
Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya.
1.3.3
Ruang
Lingkup Tempat
Ruang
lingkup tempat dalam penelitian ini adalah jalan
Soekarno Hatta KM 7, Campang Raya, Tanjung Karang Timur,
1.3.4 Ruang Lingkup Waktu
Waktu yang ditentukan pada penelitian ini
adalah waktu yang didasarkan berdasarkan kebutuhan penelitian dari bulan
November 2019 sampai dengan Februari
2020.
1.3.5 Ruang Lingkup Ilmu
Penelitian
Ruang
lingkup ilmu penelitian adalah ilmu manajemen sumber daya manusia yang meliputi
Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan Otoriter
dan Kinerja Karyawan PT.
Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya.
1.4
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah penelitian diatas
maka tujuan penelitian ini, antara lain:
1.
Untuk mengetahui pengaruh Budaya Organisasi
terhadap Kinerja Karyawan PT. Nedcoffee
Indonesia Makmur Jaya.
2. Untuk
mengetahui pengaruh
Gaya Kepemimpinan Otoriter
terhadap Kinerja Karyawan PT.
Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya.
3. Untuk
mengetahui pengaruh
Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Otoriter
terhadap Kinerja Karyawan PT.
Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya.
1.5
Manfaat
Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi pihak yang berkepentingan anatara lain sebagai berikut:
1.5.1
Bagi
Peneliti
Sebagai penambah wawasan dalam upaya
mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapat selama proses pembelajaran akademik
ataupun selama proses penelitian lapangan.
1.5.2
Bagi
Perusahaan
Untuk memberikan sarana dan masukan yang
bermanfaat mengenai Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Otoriter di
perusahaan sehingga dapat mengurangi terjadinya penyimpangan dan meningkatkan
Produktivitas Kerja karyawan.
1.5.3
Bagi
Institusi
1. Sebagai
referensi dan bahan perbandingan bagi penelitian selanjutnya.
2. Menambah
referensi perpustakaan Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya khususnya
program studi Ekonomi Manajemen.
1.6
Sistematika
Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Pada
bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang
lingkup penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan tentang pengaruh Budaya Organisasi
dan Gaya
Kepemimpinan Otoriter terhadap Kinerja Karyawan PT.
Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada
bab ini menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian, kerangka
pemikiran dan hipotesis yang meliputi tentang pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Otoriter
terhadap Kinerja Karyawan PT.
Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya.
BAB III :
METODE PENELITIAN
Bab
ini menguraikan tentang jenis dari penelitian, sumber data, metode pengumpulan
data, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional variabel,
metode analisis data serta pengujian hipotesis mengenai pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Otoriter
terhadap Kinerja Karyawan PT.
Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam
bab ini penulis menguraikan tentang deskriptif obyek penelitian, analisis data
dan hasil serta pembahasan mengenai analisi
Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Otoriter
terhadap Kinerja Karyawan PT.
Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya.
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan tentang simpulan dan
saran-saran yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi pihak yang bersangkutan dan bagi pembaca pada umumnya .
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 Pengertian
Kinerja Karyawan
Menururt Wilson Bangun
(2012, p.231) menyatakan
bahwa, kinerja adalah
hasil pekerjaan yang dicapai
karyawan bedasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan (job
requirement). Suatu pekerjaan mempunyai persyaratan tertentu untuk dapat
dilakukan untuk mencapai
tujuan yang disebut
juga sebagai standar pekerjaan
(job standard). Hasil
pekerjaan merupakan hasil
yang diperoleh seorang karyawan dalam mengerjakan pekerjaan sesuai
persyaratan pekerjaan atau standar
kinerja. Seorang karyawan
dikatakan berhasil melaksakan
pekerjaannya atau memiliki kinerja baik, apabila hasil kerja yang diperoleh lebih
tinggi dari standar kinerja. Untuk mengetahui hal itu perlu dilakukan penilaian
kinerja setiap karyawan dalam perusahaan. Gibson, Ivancevich dan Donnely dalam Arif Ramdhani
(2011:22),
mengemukakan adanya tiga kelompok variabel sebagai faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja dan potensi individu dalam organisasi yaitu:
1. Variabel individu,meliputi:
1.1 kemampuan dan keterampilan (fisik),
1.2 latar belakang (keluarga, tingkat sosial, dan
pengalaman), dan
1.3 demografis (umur, asal usul, jenis kelamin).
2. Variabel organisasi, meliputi:
2.1 sumberdaya,
2.2 kepemimpinan,
2.3 imbalan,
2.4 struktur, dan.desain pekerjaan.
3. Variabel psikologis meliputi:
3.1 mental/intelektual,
3.2 persepsi,
3.3 sikap,
3.4 kepribadian,
3.5 belajar,dan motivasi.
Menurut
A. Dale Timple dalam Mangkunegara (2014:15), faktor-faktor kinerja terdiri dari
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang
dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang, salah satunya disiplin kerja.
Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
seseorang yang berasal dari lingkungan, salah satunya kepemimpinan. Dengan
demikian dapat disimpulkan faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja antara
lain faktor individu dan faktor lingkungan kerja organisasi. Definisi tersebut menurut
pendapat dari Ainsworth, (Smith dan Millership 2014: 12). Apabila hasil akhir
tersebut sesuai dengan tujuan atau sesuai dengan beban-beban yang telah dikeluarkan
maka kinerja dinilai telah mencapai titik bagus, begitu juga sebaliknya.
Menurut (Auginis 2014: 13) kinerja
adalah segala perilaku atau kegiatan yang telah dilakukan oleh karyawan dalam
suatu perusahaan, bukan berdasarkan dengan apa yang telah mereka peroleh atau
hasil dari kinerja karyawan tersebut. Hal ini tentu berbeda dengan
pendapat dari Ainsworth, dkk. yang lebih menitikberatkan pada jumlah produk
yang telah dihasilkan.Dalam kinerja dapat terdiri dari tiga bagian utama, yaitu
kemampuan dan minat seseorang bekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjabaran
tugas dan peran dalam organisasi, dan terakhir besarnya tingkat motivasi dalam
bekerja. Ketiga faktor tersebut saling berhubungan dan membentuk sinergi yang
positif dengan kinerja seseorang.
2.1.1 Karakteristik Kinerja
Karakteristik orang yang
mempunyai kinerja tinggi oleh (Mc. Clelland
2012), yaitu :
a.memiliki
tanggung jawab pribadi yang tinggi
b.berani
mengambil resiko
c.memiliki
tujuan yang realistis
d.memiliki
rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya
e.memanfaatkan
umpan balik (feed back) yang konkret dalam seluruh kegiatan kerja yang
dilakukannya
f.mencari
kesempatan untukmerealisasikan rencana yang telah diprogramkan.Menurut pendapat
(Raisa, 2009:13), yaitu :
1.Kualitas
kerja : ketaatan dalam prosedur, disiplin, dedikasi
2.Kuantitas
kerja : pencapaian target tepat waktu, produktif
3.Kreatifitas
kerja : penyelesaian masalah, efisien
4.Pengetahuan
kerja : mempunyai keahlian, kemampuan bekerja, kecakapan.
2.1.2 Tujuan dan Manfaat Penilaian
Kinerja
Menurut
Bangun (2012, p.232) Bagi suatu perusahaan penilaian kinerja memiliki berbagai
manfaat antara lain :
1. Evaluasi antar individu dalam perusahaan.
Penilaian kinerja dapat bertujuan untuk menilai kinerja setiap individu dan
perusahaan. Tujuan ini dapat memberi manfaat dalam menentukan jumlah dan jenis
Budaya Organisasi yang merupakan hak bagi setiap individu dalam perusahaan.
2. Pengembangan
diri setiap individu dalam perusahaan. Penilaian kinerja pada tujuan ini
bermanfaat untuk pengembangan pegawai. Setiap individu dalma perusahaan dinilai
kinerjanya, bagi pegawai yang memiliki kinerja rendah perlu dilakukan pengembangan
baik melalui pendidikan maupun pelatihan.
3. Pemeliharaan
Sistem. Berbagai sistem yang ada dalma perusahaan, setiap subsistem yang ada
saling berkaitan antara satu subsistem lainnya. Salah satu subsistem tidak
berfungsi dengan baik akan mengganggu jalannya subsistem lainnya.
4. Dokumentasi.
Penilaian kinerja akan memberi manfaat sebagai dasar tindak lanjut dalam posisi
pekerjaan pegawai di masa akan datang.
2.1.3 Kegunaan
Penilaian Kinerja Karyawan
Berdasarkan Said (2011: 168)
menuturkan terdapat 10 kegunaan dari dilakukanya penilaian kinerja. Kesepuluh
fungsi tersebut seperti yang disebutkan di bawah ini, yaitu:
1) Sebagai alat untuk
memperbaiki kinerja para karyawan.
2) Sebagai instrumen dalam
melakukan penyesuaian imbalan yang diberikan oleh organisasi
kepada para karyawanya.
3) Membantu manajemen
sumber daya manusia untuk mengambil keptusan dalam mutasi karyawan.
4) Sebagai salah satu
sumber informasi untuk perencanaan dan penyelenggaraan kegiatan pelatihan.
5) Sebagai bahan untuk
untuk membantu para karyawan melakukan perencanaan dan pengembangan karir.
6) Sebagai alat untuk
mengkaji kegiatan pengadaan tenaga kerja, terutama yang diarahkan
pada kemungkinan terjadinya kelemahan di dalamnya.
7) Mempelajari, apakah
terdapat ketidaktepatan dalam sistem informasi sumber daya manusia.
8) Mempersiapkan
organisasi dan seluruh komponenya menghadapi berbagai tantangan yang mungkin
akan dihadapi di masa depan.
9) Untuk melihat apakah
terdapat kesalahan dalam rancang bangun pekerjaan.
10)Sebagai
bahan umpan balik bagi manajemen sumber daya manusia, bagi para atasan langsung, dan
bagi parakaryawan itu sendiri.
2.1.4 Indikator Kinerja Karyawan
Menurut (wilson Bangun, 2012:231) Ada beberapa indikator
yang terdapat pada kinerja karyawan,
yaitu :
1. Kualitas
Hasil Kerja
2. Kuantitas
Hasil Kerja
3. Kerjasama
4. Kehadiran
5. Ketepatan
Waktu
6. Loyalitas
2.2 Pengertian
Gaya
Kepemimpinan
Veithzal Rivai (2013:3)
mengemukakan bahwa Gaya Kepemimpinan
adalah suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para
anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan
manfaat individu dan organisasi, sehingga dalam suatu organisasi kepemimpinan
merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan oleh organisasi. Sedangkan Rivai (2014:42) menyatakan gaya kepemimpinan
adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk memengaruhi bawahan agar
sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan
adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh
seorang pemimpin. Gaya kepemimpinan yang menunjukkan, secara langsung maupun
tidak langsung, tentang keyakinan seorang pimpinan terhadap kemampuan
bawahannya. Artinya gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil
kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan
seorang pemimpin ketika ia mencoba memengaruhi kinerja bawahannya. Menurut Hasibuan (2016:170) menyatakan bahwa Gaya Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan
yang bertujuan untuk mendorong gairah kerja, kepuasan kerjadan produktivitas
karyawan yang tinggi, agar dapat mencapai tujuan organisasi yang maksimal.
2.2.1 Definisi Gaya Kepemimpinan
Otoriter
Gaya kepemimpinan otoriter dianggap sebagai gaya kepemimpinan yang
mendasarkan segala sesuatu pada kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pemimpin
(Newstorm & Davis, 2012). Seorang pemimpin otoriter biasanya memiliki
otoritas secara penuh dalam pengambilan keputusan dan bertanggung jawab untuk
mengendalikan organisasi. Di sisi lain, Riberu (2013) menjelaskan bahwa
gaya kepemimpinan otoriter dapat disebut juga dengan gaya kepemimpinan
otokratik, dimana pemimpin sangat memaksa dan mendesak kekuasaannya kepada
bawahannya. Bahkan, pemimpin yang otoriter menyakini bahwa nilai-nilai atau
kekuasaan yang diterapkan oleh seorang pemimpin bersifat mutlak. Selain itu,
bawahan seringkali diperlakukan seolah-olah tidak boleh mempunyai pikiran dan
kehendak sendiri. Gaya kepemimpinan otoriter ini dapat menyebabkan seorang
pemimpin dapat mengatur segala sesuatu dari atas dan mendikte semua hal yang
akan dikerjakan supaya sesuai dengan kehendaknya, sehingga pemimpin yang
menerapkan gaya kepemimpinan ini dapat menjadi seorang diktator dan penguasa
mutlak atau absolut (Riberu, 2011).
2.2.2 Aspek Gaya Kepemimpinan
Otoriter
Pada awalnya, Suyanto (2011) menjelaskan bahwa
terdapat beberapa klasifikasi dari gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan oleh
seorang pemimpin
dalam organisasi, dimana klasifikasi dari gaya kepemimpinan tersebut
terbagi dalam beberapa aspek, antara lain :
1.Aspek Perilaku
Dalam aspek ini, kepemimpinan
terbagi menjadi dua, yaitu
kepemimpinan yang bersifat positif dan kepemimpinan yang bersifat
negatif. Kepemimpinan positif merupakan sebuah pandangan dimana seseorang pada
hakekatnya mampu melakukan segala pekerjaan dengan baik, apabila seseorang
diberi kesempatan dan dorongan dalam menjalankan pekerjaan yang dilakukan.
Sedangkan, kepemimpinan negatif merupakan suatu pandangan yang menyatakan bahwa
dalam melakukan suatu pekerjaan, seseorang harus dipaksa untuk bekerja dengan
cara menciptakan rasa takut dan sering memberikan hukuman atau sanksi apabila
seseorang tidak dapat menjalankan pekerjaannya dengan baik (Suyanto, 2011). Hal
ini didukung dengan pernyataan Farh dan Cheng yang mengatakan bahwa pemimpin
dengan gaya kepemimpinan otoriter cenderung menggunakan perilaku yang diktatik,
dimana pemimpin cenderung menuntut bawahannya untuk memiliki prestasi dalam
setiap pekerjaan yang mereka lakukan itu, pemimpin yang otoriter memiliki
kemampuan untuk memanipulasi pesan yang disampaikan oleh orang lain (Farh &
Cheng dalam Chu, 2014)
2.Aspek Kekuasaan dan Wewenang
Pada aspek kekuasaan dan
wewenang, pemimpin dapat menentukan semua tujuan yang ingin dicapai dan menentukan
semua keputusan yang akan diambil. Kemudian dalam aspek ini, pemimpin biasanya
akan memotivasi kinerja karyawan melalui reward atau punishment. Di sisi lain,
Farh dan Cheng (2014) menjelaskan bahwa dalam aspek kekuasaan seorang pemimpin
hanya terlibat dalam komunikasi top-down, dimana dalam komunikasi ini pemimpin
berhak menentukan dan memegang peranan dalam sebuah kelompok. Selain itu,
pemimpin yang otoriter memiliki kecermatan dalam memantau bawahannya.Pemimpin
otoriter juga cenderung meremehkan kompetensi bawahan dengan tidak memberikan
kesempatan kepada bawahannya untuk mengungkapkan pendapat mereka dan
mengabaikan saran yang diberikan oleh bawahannya (Farh & Cheng, 2014)
2.2.3
Indikator Gaya Kepemimpinan Otoriter
Hasibuan
(2016:171) mngemukakan 3 dimensi gaya kepemimpinan otoriter yaitu :
1. Wewenang
mutlak terpusat pada pemimpin
2. Keputusan
selalu dibuat oleh pemimpin.
3. Tidak
ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran.
2.3
Pengertian
Budaya
Organisasi
Menurut Irham Fahmi (2013:50), Budaya organisasi adalah
Suatu kebiasaan yang telah berlangsung lama dan dipakai serta diterapkan dalam
kehidupan aktivitas kerja sebagai salah satu pendorong untuk meningkatkan
kualitas kerja para karyawan dan manajer perusahaan. Sembiring, (2012:64-66)
tentang fungsi budaya organisasi: Fungsi Budaya organisasi menurut Robbins.
menetapkan tapal batas, budaya memberikan rasa identitas, budaya mempermudah
komitmen, dan budaya organisasi berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan
mekanisme pengendali yang memandu dan membentuk sikap dan perilaku para anggota
organisasi.
Berdasarkan Zainal et al., (2014: 169) menyebutkan bahwa organisasi adalah wadah yang memungkinkan
masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu
secara sendiri-sendiri”, dengan kata lain organisasi adalah ruangdimana
beberapa individu membuat hubungan yang berisikan tujuan untuk mencapai harapan
yang telah disepakati bersama. Menurut Moeljono (dalam Lina,
2014: 83), budaya organisasi adalah nilai-nilai organisasi yang telah
dipelajari dan nilai-nilai tersebut diyakini oleh semua anggota organisasi, diterapkan
dan juga dikembangkan secara berkesinambungan, sebagai alat penghubung dan juga
mempererat anggota, dan juga dapat digunakan sebagai nilai acuan dalam sebuah
organisasi.
Definisi lain dari budaya organisasi juga disampaikan oleh Luthans (dalam Srikaningsih
dan Setyadi, 2015: 211). Menurutnya budaya organisasi adalah salah satu
karakter penting yang berisikan tentang peratura-peraturan dan etika dalam
kebiasaan tiap organisasi, norma-norma, filosofi, dan juga iklim dari
organisasi.
2.3.1 Fungsi Budaya Organisasi
Menurut (Rivai, 2015: 75), budaya organisasi dapat menunjukkan suatu nilai
yang berperan penting dalam organisasi. Beberapa fungsi budaya organisasi
diantaranya yaitu:
1)
Penetapan tapal
batas
Budaya
organisasi adalah salah satu unsur yang dapat menjadi pembeda antara satu
individu dengan individu yang lain. Dengan budaya organisasi akan terlihat
jelas bahwa tiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda yang hal
tersebut dapat dipelajari.
2)
Identitas
keanggotaan
Budaya
organisasi juga bisa menjadi salah satu penunjuk bahwa individu merupakan
seoranganggota organisasi tertentu. Hal ini bisa dilakukan dengan melihat kesamaan dari
budaya antar anggota organisasi.
3)
Peningkat
komitmen
Budaya organisasi mampu untuk
mempermudah timbulnya komitmen dalam anggota organisasi dan juga dalam
kepentingan individu.
4)
Kemantapan
sosial
Seseorang anggota yang mempunyai
budaya organisasi yang positif akan mempunyai nilai yang lebih tinggi dalam
bersosial di masyarakat.
5)
Pembentuk nilai
organisasi
Budaya organisasi berfungsi untuk
membentuk makna dalam kegiatan berorganisasi. Selain itu juga mampu untuk
mengendalikan anggota organisasi serta sikap dan perilaku tiap anggota juga
bisa terbentuk dengan adanya budaya organisasi
2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Budaya
Organisasi
Menurut (Robert P. Vecchio, 2010: 65) terdapat beberapa faktor yang akan
mempengaruhi jalanya budaya organisasi. Faktor
-faktor tersebut diantaranya yaitu:
1) Keyakinan dan nilai-nilai pendiri
organisasi. Selama kedudukan, keyakinan,
dan nilai-nilai dapat ditanamkan dalam kebijakan, program, dan pernyataan
informal maka hal tersebut dapat memperkuat keberadaan organisasi.
2) Norma sosial organisasi. Dalam suatu
organisasi, budaya yang berlaku di lingkungan sekitar organisasi juga dapat
mempengaruhi budaya organisasi yang berjalan. Budaya organisasi cenderung
mengikuti norma-norma yang berlaku di masyarakat sekitar.
3)
Adaptasi eksternal dan kesiapan dalam kelangsungan hidup organisasi adalah salah satu faktor yang harus dihadapi
oleh anggota organisasi.
4) Masalah integrasi internal.
Masalah-masalah yang terjadi juga akan
membentuk sebuah budaya organisasi dalam suatu kelompok.
2.4 Penelitian Terdahulu
No |
Judul Penelitian |
Peneliti |
Hasil |
Perbedaan |
1 |
The impact of organizational culture
and leadership performance on PR professionals’ job
satisfaction: Testing the joint mediating effects
of engagement and trust |
Juan Meng, dkk (2019) |
Adanya Hubungan yang positip antara Pengaruh Budaya Organisasi dan Kinerja Kepemimpinan Terhadap Kepuasan
Kerja |
Ada perbedaan antara variabel Kinerja Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja |
2 |
The
Effects of Leadership Styles and Organizational Culture over
Firm Performance: Multi-National Companies in istanbul |
Cemal
Zehir, dkk (2016) |
Adanya Hubungan
yang positip antara Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Perusahaan pada Multi-National
Companies in istanbul |
Tidak ada perbedaan
variabel |
3 |
Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan
terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Lautan Teduh di Kota Metro |
Suwarto (2019) |
Adanya Hubungan yang positip antara Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Karyawan pada PT. Lautan Teduh di Kota Metro |
Tidak ada perbedaan variabel |
4 |
Pengaruh Budaya Organisasi
dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan PT. NEURONWORKS
INDONESIA BANDUNG |
Johar Maknur, dkk
(2018) |
Adanya Hubungan
yang positip antara Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Karyawan pada PT.
NEURONWORKS INDONESIA BANDUNG |
Tidak ada perbedaan
variabel |
5. |
Pengaruh Gaya
Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai pada UPTD BALTEKKOMDIK
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA BARAT |
Riko
Junaidi, dkk (2018) |
Adanya
Hubungan yang positip antara Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai
pada UPTD
BALTEKKOMDIK DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA BARAT |
Tidak
ada perbedaan variabel |
Sumber:
Data diolah, 2020
Identifikasi Masalah : 1. Karyawan masih banyak melanggar Budaya Organisasi
yang ada seperti Malu datang terlambat, mengadakan briefing setiap pagi. 2.Pemimpin yang masih belum maksimal dalam mengontrol
karyawan yang mengakibatkan menurunnya kinerja karyawan dilihat dari tabel
penilaian kinerja. 3. Gaya kepemimpinan yang tidak bisa mempengaruhi karyawannya,
yang disebut gaya kepemimpinan otoriter. |
Perumusan Masalah 1. Apakah Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya? 2. Apakah Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada PT.
Nedcoffee
Indonesia Makmur Jaya? 3. Apakah Budaya Organisasi, dan Gaya Kepemimpinan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan pada PT.
Nedcoffee
Indonesia Makmur Jaya?
|
Variabel |
Budaya Organisasi (X1) Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2) Kinerja Karyawan(Y) |
Umpan Balik |
Analisis Data : - Regresi linier berganda - Uji Hipotesis Uji t dan Uji F
|
Hipotesis 1. Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya. 2. Gaya Kepemimpinan Otoriter berpengaruh terhadap
Kinerja Karyawan
pada PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya. 3. Budaya Organisasi dan Gaya
Kepemimpinan Otoriter secaraa bersama-sama berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya. |
2.6.
Hipotesis
2.6 Hipotesis
Menurut Amirullah (2015), hipotesis memuat
pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori, tinjauan pustaka dan
tujuan penelitian serta merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
dihadapi. Oleh karna itu hipotesis merupakan pernyataan yang masi harus
dibuktikan kebenarannya secara empiris. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Sesuai dengan variabel–variabel yang akan diteliti maka
hipotesis yang akan diajukan dalan penelitian ini adalah :
2.6.1 Pengaruh
Budaya Organisasi Pada Kinerja karyawan.
Budaya Organisasi mempunyai pengaruh signifikan sehingga
dengan adanya Budaya Organisasi setiap karyawan bisa lebih patuh terhadap
peraturan , untuk itulah diperlukan keselarasan dalam bekerja. Dalam bukunya Zainal, dkk. (2014: 169) menyebutkan bahwa organisasi adalah
wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak
dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri”, dengan kata lain
organisasi adalah ruangdimana beberapa individu membuat hubungan yang berisikan
tujuan untuk mencapai harapan yang telah disepakati bersama. Budaya Organisasi
adalah segala sesuatu dimana para
karyawan melakukan tugasnya demi melangsungkan pekerjaan dalam perusahaan.
Oleh karena itu perlu di uji apakah Budaya Organisasi memberikan pengaruh
terhadap kinerja karyawan, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1:
Budaya Organisasi Berpegaruh terhadap
Kinerja karyawan PT. Nedcoffee
Indonesia Makmur Jaya
2.6.2
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otoriter Terhadap Kinerja Karyawan
Menurut
Rivai (2014:42) menyatakan gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang
digunakan pimpinan untuk memengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai
atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan
strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.
Oleh karena itu perlu perlu di uji apakah Kepemimpinan memberikan pengaruh
terhadap kinerja karyawan, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Gaya
Kepemimpinan Otoriter Memengaruhi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Nedcoffee
Indonesia Makmur Jaya.
2.6.3 Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya
Kepemimpinan Otoriter pada Kinerja
karyawan
Hubungan
antara Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan
terhadap kinerja telah banyak dilakukan, beberpa peneliti yaitu begitu juga bila
pemimpin dibahas menggunakan kacamata ideologi kapitalis akan sangat berbeda
dengan sosialisasi. Cahyadi
(2019) Kepemimpinan, istilah kepemimpinan sangat erat kaitannya dengan
manajemen, sehingga dua istilah ini sering disalah persepsikan.manajemen
menangani banyak kegiatan dalam organisasi. Oleh karena itu perlu perlu di uji
apakah Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan
memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan,
dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut :
H3
: Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Otoriter pada Kinerja karyawan PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Menurut Sugiyono
(2016:2) Penelitian merupakan suatu proses yang berawal dari kemauan atau minat
untuk mengetahui permasalahan tertentu dan memberi jawabannya yang selanjutnya
berkembang menjadi gagasan, teori, dan konseptualisme. menyatakan bahwa,
“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jenis penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang
dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu. Jenis
penelitian pada skripsi ini adalah penelitian kuantitatif. Metode asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara satu variabel independen (bebas)
yaitu Budaya Organisasi (X1) dan Gaya Kepemimpinan (X2) dengan variabel
dependen terikat yaitu Kinerja Karyawan (Y).
3.2
Sumber data
1.2.1
Data Primer
Data
atau informasi diperoleh melalui pertanyaan tertulis dengen menggunakan
kuesioner atau lisan dengan menggunakan metode wawancara. Dalam Penelitian ini
data yang digunakan adalah data dari hasil jawaban kuesioner yang dibagikan
kepada Karyawan di perusahaan PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya sebanyak 60 karyawan. Adapun jenis data primer yang digunakan oleh peneliti
adalah data tentang kinerja karyawan perusahaan PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya 2019.
3.3
Metode
Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini akan digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan pendekatan
kuantitatif :
3.3.1 Kuesioner
Kuesioner
yaitu dengan pengumpulan data dengan cara memberikan pertanyaan tertulis kepada
responden untuk di jawab pada perusahaan PT.
Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya. Skala pengukuran penelitian ini
merupakan teknik pegumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Penelitian
ini kuesioner terhadap variabel terikat dan variabel bebas dibuat berdasarkan
skala likert untuk mengukur tingkat
persetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap serangkaian pernyataan.
Tabel 3.1
Tabel Skala Likert
No |
Skala Likert |
Skor |
1 2 3 4 5 |
Sangat Setuju
(SS) Setuju (S) Netral (N) Tidak Setuju (S) Sangat Tidak
Setuju (STS) |
5 4 3 2 1 |
Sumber: Sugiyono, 2013
3.4
Populasi dan Sampel
3.4.1Populasi
Menurut Sugiyono (2013:117)
populasi adalah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kulitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.. Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini
adalah 60 karyawan yang diperoleh berdasarkan wawancara yang dilakukan di
perusahaan perusahaan PT. Nedcoffee Indonesia
Makmur Jaya.
Tabel
3.2
Jabatan
Karyawan PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya 2019
No |
Jabatan |
Jumlah Karyawan |
|
1 |
Direktur |
1 |
|
2 |
Manajer Keuangan |
1 |
|
3 |
Manajer
Pemasaran |
1 |
|
4 |
Manajer SDM |
1 |
|
5 |
Kepala
Bagian Oprasional |
1 |
|
6 |
Kepala Gudang |
1 |
|
7 |
Kepala
Kendaraan |
1 |
|
8 |
Penanggung Jawab Lapangan |
4 |
|
9 |
Logistic |
5 |
|
10 |
Operator Alat |
3 |
|
12 |
SPV |
2 |
|
13 |
Staff |
13 |
|
14 |
Marketing |
9 |
|
15 |
Admin |
2 |
|
16 |
Bidang
IT |
2 |
|
18 |
Supir |
5 |
|
19 |
Security |
4 |
|
20 |
Office Boy |
4 |
|
Jumlah |
60 |
Sumber Data :
PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya 2019
3.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2018, p.81)
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.Sampel dilakukan jika
populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi. Misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Di Perusahaan
perusahaan PT. Nedcoffee Indonesia
Makmur Jaya. peneliti
menggunakan teknik sampling jenuh dimana semua anggota populasi dijadikan
sampel yaitu 60 Karyawan.
3.5 Variabel
Penelitian
1.
Variabel Independen
Variabel
(X) atau Independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi. Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas
adalah Budaya Organisasi (X1) dan Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2).
2. Variabel
Dependen
Variabel
(Y) dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Dalam
hal ini yang mejadi variabel terikat adalah Kinerja (Y).
3.6 Definisi
Operasional Variabel
Definisi
operasional variabel menajbarkan suatu konstruk yang dapat dinilai menajdi
suatu konsep (variabel) menurut Amirullah
(2015, p.181).
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel
Variabel |
Definisi Konsep |
Definisi Operasional |
Indikator |
Skala |
Budaya Organisasi (X1) |
Menurut
Irham Fahmi (2013:50), Budaya organisasi adalah Suatu kebiasaan yang telah
berlangsung lama dan dipakai serta diterapkan dalam kehidupan aktivitas kerja
sebagai salah satu pendorong untuk meningkatkan kualitas kerja para karyawan
dan manajer perusahaan. |
Budaya Organisasi dalam
penelitian ini merupakan tindakan yang harus dilakukan dan dijalankan oleh
para karyawan sesuai dengan ketetapan perusahaan |
a.
Keyakinan dan
nilai-nilai pendiri organisasi Keagresifan b.
Norma sosial organisasi
Performa c.
Adaptasi eksternal dan
kesiapan d.
Masalah integrasi
internal |
Interval |
Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2) |
Veithzal Rivai (2013:3)
mengemukakan bahwa Kepemimpinan adalah suatu perilaku dengan tujuan tertentu
untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan
bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi,
sehingga dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat
penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh
organisasi. |
Gaya Kepemimpinan dalam penelitian ini kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi orang lain sehingga orang lain mau melakukan kehendak pimpinan. PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya |
a. Wewenang mutlak
terpusat pada pemimpin b.Keputusan selalu dibuat oleh pemimpin. c.Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan
saran. |
Interval |
Kinerja (Y) |
Menururt Wilson Bangun
(2012, p.231) menyatakan bahwa,
kinerja adalah hasil pekerjaan yang
dicapai karyawan bedasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan (job
requirement). |
Kinerja dalam penelitian ini merupakan
hasil kerja yang diperoleh selama karyawan bekerja yang nantinya dibandingkan dengan hasil
kerja sebelumnya |
a.Kualitas Hasil Kerja b.Kuantitas Hasil Kerja c.Kerjasama d.Kehadiran e. Ketepatan Waktu f.Loyalitas |
Interval |
Sumber:
Data diolah, 2020
3.7 Uji Instrumen
3.7.1 Uji Validitas
Sugiyono
(2016) mengatakan bahwa uji validitas data digunakan untuk mengukur sah
tidaknya suatu kuesionair, dan suatu kuesionair dikatakan valid jika terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada
objek yang diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data tersebut valid. Tinggi rendahnya validitas instrumen
menggambarkan sejauh mana data yang terkumpulkan tidak menyimpang dari gambaran
tentang variabel yang dimaksud. Hal ini membuat peneliti menguji validitas
dengan kuisioner (angket) yang langsung diberikan kepada 60 karyawan Perusahaan
perusahaan PT. Nedcoffee
Indonesia Makmur Jaya.
Untuk mengukur tingkat Metode uji kevalidan yang digunakan adalah korelasi korelasi product moment. Untuk
mengetahui validitas kuisioner dalam penelitian ini menggunakan rumus Product Moment sebagai berikut :
Dimana:
rXY = Korelasi antara variabel X dan Y
n =
Jumlah responden
X =
Jumlah skor item
Y =
Jumlah skor total seluruh item
Prosedur pengujian :
1.
Bila r hitung> r tabel maka instrumen valid
Bila r hitung< r tabel maka instrumen tidak valid
2.
Bila
Sig<Alpha (0,05) maka instrumen valid
Bila
Sig>Alpha(0,05)maka instrumen tidak valid
3.
Pengujian
validitas instrumen dilakukan melalui program SPSS (Statistical Program and
Service Solution seri 21.0).
4.
Penjelasan
dan kesimpulan dari butir 1 dan 2 dengan membandingkan antara r hitung dengan r
tabel dan probabilitas (sig) dengan r tabel maka akan disimpulkan instrumen
tersebut dinyatakan valid atau sebaliknya.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2016), menyatakan bahwa instrumen
dikatakan reliabel adalah instrumen apabila digunakan beberapa kali untuk
mengukur obyek yang sama maka akan menghasilkan data yang sama. Untuk
mengetahui reliabilitas dan validitas data (skor) yang diperoleh dari tiap-tiap
item dalam studi ini, maka dilakukan uji pendahuluan yang terhadap kuesioner
kepada para responden, kemudian skor data yang diperoleh diuji reliabilitas dan
validitasnya. Untuk mengetahui kemantapan atau ketepatan alat, dilakukan uji
reliabilitas dengan cara menggunakan rumus Alpha Cronbach yaitu :
Dimana
:
r11 = Realibilitas instrumen
k = Banyaknya soal
Pengujian reliabilitas melalui
satu tahap yang diuji pada 60 responden. Kriteria ujji dengan
mengonsultasikan nilai Alpha Cronbach
Tabel
3.4 Interprestasi Nilai r Alpha
Indeks Kolerasi
|
Interprestasi |
0,800 – 1,000 |
Tinggi |
0,600 – 0,800 |
Cukup |
0,400 – 0,600 |
Agak
Rendah |
0,200 – 0,400 |
Rendah |
0,000 – 0,200 |
Sangat
Rendah |
Sumber : Sugiyono (2012)
3.8 Metode
Analisis Data
Menurut Sugiyono (2014 p.227) menyatakan
bahwa metode analisis data adalah proses pengelompokan berdasarkan variabel dan
responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dan seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menguji hipotesis yang telah diajukan.
1.8.1
Regresi Linier
Berganda
Penelitian
ini digunakan analisis regresi berganda yang diolah dengan SPSS 21.0. Di dalam penelitian ini menggunakan lebih dari satu
variabel sebagai indikatornya yaitu Budaya Organisasi (X1), Gaya
Kepemimpinan Otoriter (X2), dan Kinerja karyawan
(Y) yang
mempengaruhi variabel lainnya.
Persamaan umum regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 et
Keterangan :
Y = Kinerja karyawan
X1 = Budaya Organisasi
X2 = Gaya Kepemimpinan Otoriter
a = konstanta
et = eror term
b1, b2 = Koefesien regresi
3.9 Uji Analisis Data
3.9.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas
dilakukan untuk mengetahui normal atau tidak suatu distribusi data. Hal ini
penting diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan
digunakan. Karena uji statistik parametrik mensyaratkan data harus
terdistribusi normal. Apabila distribusi data tidak normal maka disarankan
untuk menggunakan uji statistik non parametrik, bukan uji statistik parametrik.
Uji normalitas dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan
menafsirkan grafik ogive, koefisien
tingkat kemencengan, uji Liliefors, uji Chi-kuadrat, atau lainnya. Penentuan
normal atau tidaknya suatu distribusi data dengan grafik ogive hanya dilakukan dengan menafsirkan grafik, yaitu:
a.
Apabila grafik ogive lurus atau hampir lurus, maka
distribusi data ditafsirkan berdistribusi normal.
b.
Sedangkan kalau tidak lurus
ditafsirkan tidak berdistribusi normal.
Penentuan normal atau
tidaknya suatu distribusi data dengan koefisien kemencengan dilakukan dengan
menghitung koefisien skewness atau
tingkat kemencengan, yaitu:
a.
Apabila -2 < tingkat
kemencengan < 2, data ditafsirkan berdistribusi normal.
b.
Sedangkan harga tingkat
kemencengan lainnya, data ditafsirkan berdistribusikan tidak normal.
3.9.2
Uji
Linearitas
Uji Linearitas menurut Sugiyono
(2018) Uji Liniearitas digunakan untuk mengetahui bentuk antara variabel bebas
dan variabel tergantung. Uji Liniearitas dilakukan terhadap variabel quality
work of life dengan variabel keterlibatan kerja. Untuk Mengetahui kedua
variabel linier atau tidak, maka digunakan uji liniearitas dengan uji F.
Kaidahnya dengan melihat p pada tabel liniearitas, dimana jika p. 0,05 untuk
linierity dan jika p > 0,05 untuk deviation for linearity maka
dikatakan kedua variabel memiliki hubungan yang linear. Pada uji linearitas ini penulis menggunakan SPSS (Statistical Program
and Service seri 22).
Rumusan Hipotesis :
1.
Ho :
Model regresi berbentuk linear.
Ha : Model regresi tidak berbentuk linear.
2.
Jika
probabilitas (Sig) < 0,05 (alpha) maka Ho diterima.
Jika probabilitas (Sig) > 0,05 (alpha) maka Ho ditolak.
3.
Penjelasan dan
kesimpulan, dengan membandingkan nilai probabilitas (Sig) > 0,05 atau sebaliknya maka variabel X liniear atau
tidak linear.
3.9.3
Uji
Multikolinieritas
Menurut
Sugiyono (2018) Uji Multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah
terdapat korelasi atau hubungan yang kuat antar sesama variabel independen.
Salah satu cara untuk mengetahui apakah terdapat multikolinier dengan
menggunakan model regresi. Analisis uji multikolinieritas dapat dilakukan
dengan membandingkan antara koefisien determinasi simultan dengan koefisien
determinasi antar variabel. Selain cara tersebut gejala multikolinieritas dapat
diketahui dengan menggunakan nilai VIF (Variance Inflution Factor). Jika nilai VIF > 10 maka ada gejala multikolinieritas,
sedangkan unsur (1-R2) disebut Collinierity Tolerance. Artinya jika
nilai Collinierity Tolerance dibawah 0,1 maka ada gejala
multikolinieritas. Pada uji multikolinieritas ini penulis menggunakan SPSS (Statistical
Program and Service seri 22).
1. Jika nilai VIF > 10 maka ada gejala
multikolinieritas.
Jika nilai VIF < 10 maka tidak ada gejala multikolinieritas.
2. Jika nilai tolerance < 0,1 maka ada gejala
multikolinieritas.
Jika nilai tolerance > 0,1 maka tidak ada gejala
multikolinieritas.
3.
Penjelasan
kesimpulan, dengan membandingkan nilai probabilitas (Sig) > 0,1 atau
sebaliknya maka variabel X multikolinieritas atau tidak multikolinieritas.
3.10 Pengujian Hipotesis
3.10.1 Uji t :
1.
Pengaruh Budaya Organisasi (X1)
Terhadap Kinerja Karyawan (Y)
Ho = Budaya
Organisasi (X1) tidak
berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan (Y) perusahaan perusahaan PT.
Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya.
Ha = Budaya Organisasi (X1)
berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan (Y) perusahaan PT.
Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya.
Kriteria pengujian dilakukan dengan :
Jika
nilai t hitung > t tabel maka Ho ditolak;
Jika
nilai t hitung < t tabel maka Ho diterima.
Kriteria
pengabilan keputusan :
Jika
nilai sig < 0,05 maka Ho ditolak;
Jika
nilai sig > 0,05 maka Ho diterima
2.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2)
Terhadap Kinerja Karyawan (Y)
Ho = Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2)
tidak berpengaruh terhadap Kinerja karyawan (Y) perusahaan perusahaan PT.
Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya.
Ha =
Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2) berpengaruh terhadap Kinerja karyawan
(Y) perusahaan perusahaan PT.
Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya.
Kriteria pengujian dilakukan dengan :
Jika nilai t hitung > t
tabel maka
Ho ditolak;
Jika nilai t hitung < t
tabel maka
Ho diterima.
Kriteria
pengabilan keputusan :
Jika nilai sig < 0,05 maka Ho ditolak;
Jika nilai sig > 0,05 maka Ho diterima
3.10.2 Uji F
1. Pengaruh Budaya Organisasi (X1) dan Gaya Kepemimpinan
Otoriter (X2) Terhadap
Kinerja Karyawan (Y)
Ho =
Budaya Organisasi (X1) dan
Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2) tidak
berpengaruh terhadap Kinerja karyawan(Y) perusahaan perusahaan PT.
Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya.
Ha =
Kompensasi (X1) dan Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2) berpengaruh terhadap Kinerja
Karyawan (Y) perusahaan
perusahaan PT.
Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya.
Kriteria pengujian dilakukan dengan cara:
1.
Membandingkan hasil perhitungan F dengan kriteria sebagai berikut:
Jika
nilai Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima dan
jika nilai Fhitung < Ftabel maka Ho diterimadan Ho ditolak
2.
Menentukan nilai titik kritis untuk Ftabel pada db1=k-1
dan db2 = n-1
3.
Menentukan dan membandingkan nilai probabilitas (sig) dengan nilai α (0,05) dengan kriteria sebagai berikut:
Jika
nilai sig < 0,05 maka Ho ditolak;
Jika
nilai sig > 0,05 maka Ho diterima
4.
Menentukan kesimpulan dari hasil uji hipotesis.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
Deskripsi
data yang merupakan gambaran yang akan digunakan untuk proses selanjutnya yaitu
menguji hipotesis. Hal ini dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
kondisi responden yang menjadi objek dalam penelitian ini dilihat dari
karakteristik responden antara lain jenis kelamin usia dan jabatan.
4.1.1 Deskripsi Karakteristik
Responden
Penelitian ini untuk membuktikan
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, telah dilakukan penelitian
terhadap seluruh karyawan PT. Nedcoffee
Indonesia Makmur Jaya yang berjumlah 60 orang.
4.1.1.1 Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel
4.1
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin |
Jumlah |
Persentase |
Laki-laki |
36 |
60% |
Perempuan |
24 |
40% |
Jumlah |
60 |
100% |
Sumber
: Data diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa
yang paling dominan berkerja di PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya adalah
responden dengan jenis
kelamin laki-laki yaitu sebanyak 36 orang atau 60%.
4.1.1.2 Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan
Tabel
4.2
Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan |
Jumlah |
Persentase |
S1 |
31 |
52% |
D3 |
16 |
26% |
SMA |
13 |
22% |
Jumlah |
60 |
100% |
Sumber : Data diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa di PT.
Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya
yang lebih dominan adalah pendidikan S1 dengan jumlah responden sebanyak 31
orang atau 52%.
4.1.1.3 Karakteristik
Responden Berdasarkan Usia
Tabel
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia |
Jumlah |
Persentase |
20-30
tahun |
34
orang |
57% |
31-40
tahun |
18 orang |
30% |
41-50
tahun |
8 orang |
13% |
Jumlah |
60
orang |
100% |
Sumber
: Data diolah, 2020
Berdasarkan
hasil tabel
4.3 dapat disimpulkan bahwa yang paling dominan karyawan yang berkerja di PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya
yaitu berusia 20-30 tahun dengan
jumlah 34 orang atau 57%.
4.1.2 Deskripsi Jawaban Responden
Hasil jawaban tentang variabel Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Otoriter dan
Kinerja Karyawan yang disebarkan kepada 60 responden adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.4 Hasil Jawaban Responden
Variabel Budaya Organisasi (X1)
No. |
Pernyataan |
Jawaban |
|||||||||
SS (5) |
S (4) |
CS (3) |
TS (2) |
STS (1) |
|||||||
F |
% |
F |
% |
F |
% |
F |
% |
F |
% |
||
1 |
Saya berusaha menyelesaikan tugas dengan tepat
waktu. |
11 |
18 |
25 |
42 |
22 |
37 |
2 |
3 |
0 |
0 |
2 |
Menyelesaikan masalah bersama-sama |
10 |
17 |
26 |
43 |
21 |
35 |
3 |
5 |
0 |
0 |
3 |
Selalu dihargai setiap mengemukakan pendapat |
17 |
28 |
23 |
38 |
18 |
30 |
2 |
3 |
0 |
0 |
4 |
Menghargai kebebasan setiap individu dalam
mengemukakan ide |
12 |
20 |
24 |
40 |
22 |
37 |
2 |
3 |
0 |
0 |
5 |
Memberikan toleransi kepada anggota/pegawai untuk
berani mengambil resiko |
8 |
13 |
28 |
47 |
21 |
35 |
2 |
3 |
1 |
2 |
6 |
Memberikan toleransi kepada anggota/pegawai untuk
berani menjalankan tugas dan wewenangnya |
13 |
22 |
19 |
32 |
22 |
37 |
4 |
7 |
2 |
3 |
7 |
Menjelaskan mengenai tujuan organisasi kepada
anggota/pegawai |
13 |
22 |
21 |
35 |
23 |
38 |
3 |
5 |
0 |
0 |
8 |
Mendorong unit-unit organisasi untuk bekerja dengan
cara yang terkoordinasi |
13 |
22 |
20 |
33 |
20 |
33 |
7 |
12 |
0 |
0 |
9 |
Manajer dapat memberikan komunikasi yang jelas
terhadap karyawan |
10 |
17 |
19 |
32 |
28 |
47 |
3 |
5 |
0 |
0 |
10 |
Peraturan digunakan sebagai alat kontrol yang
berlaku |
15 |
25 |
21 |
35 |
18 |
30 |
5 |
8 |
1 |
2 |
Sumber
: Data diolah pada tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.4 jawaban responden
diatas pernyataan yang terbesar pada
jawaban sangat setuju terdapat pada
pernyataan 3
yaitu sebanyak 17
orang atau 28%. Jawaban setuju pada
tabel di atas yang terbesar terdapat pada pernyataan
5 yaitu dengan
jumlah 28 responden atau 47%. Jawaban cukup setuju
pada tabel diatas yang terbesar terdapat pada pernyataan 9
yaitu dengan
jumlah 28 responden atau 47%. Jawaban tidak setuju
pada tabel diatas yang terbesar terdapat pada pernyataan 8 yaitu dengan
jumlah 7 responden atau 12%. Jawaban sangat tidak setuju terdapat pada pernyataan 6
yaitu sebesar 2 responden atau 3%.
Tabel
4.5
Hasil Jawaban Responden Variabel Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2)
No. |
Pernyataan |
Jawaban |
|||||||||
SS (5) |
S (4) |
CS (3) |
TS (2) |
STS (1) |
|||||||
F |
% |
F |
% |
F |
% |
F |
% |
F |
% |
||
1 |
Atasan
saya bermurah hati pada bawahan |
6 |
10 |
20 |
33 |
24 |
40 |
7 |
12 |
3 |
5 |
2 |
Atasan saya mudah untuk memahami bawahan. |
2 |
3 |
16 |
27 |
33 |
55 |
8 |
13 |
1 |
2 |
3 |
Atasan saya bersedia menyempatkan waktu untuk
mendengarkan keluhan bawahan. |
22 |
37 |
18 |
30 |
17 |
28 |
3 |
5 |
0 |
0 |
4 |
Atasan saya tidak mementingkan diri sendiri. |
23 |
38 |
21 |
35 |
12 |
20 |
4 |
7 |
0 |
0 |
5 |
Atasan saya memperhatikan kesejahteraan bawahan |
16 |
27 |
21 |
35 |
21 |
35 |
2 |
3 |
0 |
0 |
6 |
Atasan saya mau menjelaskan kebijakan yang di
ambilnya kepada bawahan. |
16 |
27 |
22 |
37 |
18 |
30 |
3 |
5 |
1 |
2 |
7 |
Diperbolehkan
untuk memberi masukan atas ide yang di dapat |
11 |
18 |
24 |
40 |
21 |
35 |
4 |
7 |
0 |
0 |
8 |
Selalu
mengemukakan pendapat kepada pimpinan |
19 |
32 |
24 |
40 |
12 |
20 |
3 |
5 |
2 |
3 |
9 |
Saran yang diberikn bisa diterima dengan baik |
20 |
33 |
25 |
42 |
10 |
17 |
5 |
8 |
0 |
0 |
10 |
Selalu ada kesempatan untuk memberikan saran |
15 |
25 |
21 |
35 |
18 |
30 |
5 |
8 |
1 |
2 |
Sumber : Data diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.5 jawaban responden
diatas pernyataan yang terbesar pada
jawaban sangat setuju terdapat pada pernyataan
4 yaitu dengan jumlah
responden sebanyak 23
orang atau 38%.
Jawaban setuju pada tabel di atas yang terbesar terdapat pada pernyataan 9 yaitu dengan jumlah 25 responden atau 42%. Jawaban cukup setuju
pada tabel diatas yang terbesar terdapat pada pernyataan 2
yaitu dengan jumlah 33
responden atau 55%.
Jawaban tidak setuju pada tabel diatas yang terbesar terdapat pada pernyataan 2 yaitu dengan jumlah 8 responden atau 13%. Jawaban sangat tidak setuju sebesar pada pernyataan 1
yaitu sebanyak 3 responden atau 5%.
Tabel 4.6 Hasil Jawaban Responden
Variabel Kinerja Karyawan (Y)
No. |
Pernyataan |
Jawaban |
|||||||||
SS (5) |
S (4) |
CS (3) |
TS (2) |
STS (1) |
|||||||
F |
% |
F |
% |
F |
% |
F |
% |
F |
% |
||
1 |
Saya
dapat menyelesaikan semua pekerjaan yang diperintahkan oleh atasan saya. |
7 |
12 |
20 |
33 |
23 |
38 |
9 |
15 |
1 |
2 |
2 |
Saya
dapat bekerja dengan menghasilkan hasil yang baik dan berkualitas. |
6 |
10 |
25 |
42 |
23 |
38 |
6 |
10 |
0 |
0 |
3 |
Saya
bekerja sesuai apa yang diperintahkan perusahaan sehingga
menghasilkan out put yang
berkualitas. |
7 |
12 |
25 |
42 |
20 |
33 |
6 |
10 |
2 |
3 |
4 |
Saya
siap dan bersedia melaksanakan lembur kerja untuk meningkatkan kuantitas
hasil kinerja perusahaan |
15 |
25 |
27 |
45 |
14 |
23 |
4 |
7 |
0 |
0 |
5 |
Tugas
yang diberikan sesuai dengan kemampuan saya. |
17 |
28 |
19 |
32 |
20 |
33 |
4 |
7 |
0 |
0 |
6 |
Saya
dapat menyelesaikan tugas dengan ketelitian
sesuai dengan prosedur. |
12 |
20 |
14 |
23 |
20 |
33 |
13 |
22 |
1 |
2 |
7 |
Saya
bertanggung jawab atas tugas – tugas yang diberikan. |
8 |
13 |
26 |
43 |
23 |
38 |
3 |
5 |
0 |
0 |
8 |
Saya
selalu hadir tepat waktu. |
17 |
28 |
19 |
32 |
16 |
27 |
5 |
8 |
3 |
5 |
9 |
Saya
selalu tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. |
17 |
28 |
21 |
35 |
16 |
27 |
5 |
8 |
1 |
2 |
10 |
Saya
berupaya menyelesaikan tugas yang diberikan pimpinan meskipun mengorbankan
kepentingan keluarga. |
15 |
25 |
19 |
32 |
21 |
35 |
5 |
8 |
0 |
0 |
Sumber
: Data diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.6 jawaban responden
diatas pernyataan yang terbesar pada
jawaban sangat setuju terdapat pada pernyataan
5,8 dan
9 yaitu dengan jumlah
responden sebanyak 28
orang atau 19%.
Jawaban setuju pada tabel di atas yang terbesar terdapat pada pernyataan 7 yaitu dengan jumlah 26 responden atau 43%. Jawaban cukup setuju
pada tabel diatas yang terbesar terdapat pada pernyataan 1, 2
dan 7 yaitu dengan jumlah 23 responden atau 38%. Jawaban tidak setuju
pada tabel diatas yang terbesar terdapat pada pernyataan 6
yaitu dengan jumlah 13 responden atau 22%. Jawaban sangat tidak setuju terbesar pada pernyataan 8
yaitu sebesar 3 atau 5%.
4.2 Hasil Uji Persyaratan Instrumen
4.2.1
Hasil Uji Validitas
Sebelum dilakukan pengolahan data maka seluruh
jawaban yang diberikan oleh responden di uji dengan uji validitas dan uji
realibilitas yang diuji cobakan pada responden. Dengan penelitian ini, uji validitas untuk
menghitung data yang akan dihitung dan proses pengujiannya dilakukan dengan
menggunakan aplikasi SPSS 21.
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas
Kuesioner Budaya Organisasi (X1)
Pernyataan |
rhitung |
rtabel |
Kondisi |
Simpulan |
Butir 1 |
0,723 |
0,250 |
rhitung > rtabel |
Valid |
Butir 2 |
0,659 |
0,250 |
rhitung > rtabel |
Valid |
Butir 3 |
0,838 |
0,250 |
rhitung > rtabel |
Valid |
Butir 4 |
0,792 |
0,250 |
rhitung > rtabel |
Valid |
Butir 5 |
0,815 |
0,250 |
rhitung > rtabel |
Valid |
Butir 6 |
0,798 |
0,250 |
rhitung > rtabel |
Valid |
Butir 7 |
0,844 |
0,250 |
rhitung > rtabel |
Valid |
Butir 8 |
0,673 |
0,250 |
rhitung > rtabel |
Valid |
Butir 9 |
0,692 |
0,250 |
rhitung > rtabel |
Valid |
Butir 10 |
0,578 |
0,250 |
rhitung > rtabel |
Valid |
Sumber : Data diolah
pada tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.7 hasil uji validitas
variabel Budaya Organisasi (X1)
dengan menampilkan seluruh item pernyataan yang bersangkutan mengenai Budaya Organisasi.
Hasil yang didapatkan yaitu nilai rhitung lebih besar dari rtabel
0.250, dimana nilai rhitung
paling
tinggi yaitu 0,844
dan paling rendah 0,578.
Dengan demikian seluruh item Budaya
Organisasi dinyatakan valid.
Tabel
4.8
Hasil Uji Validitas Kuesioner Gaya Kepemimpinan Otoriter
(X2)
Pernyataan |
rhitung |
rtabel |
Kondisi |
Simpulan |
Butir 1 |
0,521 |
0,250 |
rhitung > rtabel |
Valid |
Butir 2 |
0,509 |
0,250 |
rhitung > rtabel |
Valid |
Butir 3 |
0,679 |
0,250 |
rhitung > rtabel |
Valid |
Butir 4 |
0,621 |
0,250 |
rhitung > rtabel |
Valid |
Butir 5 |
0,738 |
0,250 |
rhitung > rtabel |
Valid |
Butir 6 |
0,835 |
0,250 |
rhitung > rtabel |
Valid |
Butir 7 |
0,779 |
0,250 |
rhitung > rtabel |
Valid |
Butir 8 |
0,602 |
0,250 |
rhitung > rtabel |
Valid |
Butir 9 |
0,794 |
0,250 |
rhitung > rtabel |
Valid |
Butir 10 |
0,658 |
0,250 |
rhitung > rtabel |
Valid |
Sumber : Data
diolah, 2020
Berdasarka tabel 4.8 hasil uji validitas
variabel Gaya Kepemimpinan Otoriter
(X2) dengan menampilkan seluruh item pernyataan yang bersangkutan mengenai Gaya Kepemimpinan Otoriter.
Hasil yang didapatkan yaitu nilai rhitung lebih besar dari rtabel
0.250, dimana nilai rhitung
paling tinggi yaitu 0,835
dan paling rendah 0,509.
Dengan demikian seluruh item Gaya
Kepemimpinan Otoriter dinyatakan valid.
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Kuesioner Kinerja Karyawan (Y)
Pernyataan |
rhitung |
rtabel |
Kondisi |
Simpulan |
Butir 1 |
0,686 |
0,250 |
rhitung
> rtabel |
Valid |
Butir 2 |
0,565 |
0,250 |
rhitung
> rtabel |
Valid |
Butir 3 |
0,425 |
0,250 |
rhitung
> rtabel |
Valid |
Butir 4 |
0797 |
0,250 |
rhitung
> rtabel |
Valid |
Butir 5 |
0,794 |
0,250 |
rhitung
> rtabel |
Valid |
Butir 6 |
0,756 |
0,250 |
rhitung
> rtabel |
Valid |
Butir 7 |
0,754 |
0,250 |
rhitung
> rtabel |
Valid |
Butir 8 |
0,671 |
0,250 |
rhitung
> rtabel |
Valid |
Butir 9 |
0,869 |
0,250 |
rhitung
> rtabel |
Valid |
Butir 10 |
0,799 |
0,250 |
rhitung
> rtabel |
Valid |
Sumber
: Data diolah pada tahun 2020
Berdasarkan pada tabel 4.9 hasil uji validitas
variabel Kinerja Karyawan
(Y) dengan menampilkan seluruh item pernyataan yang bersangkutan mengenai Kinerja Karyawan. Hasil yang
didapatkan yaitu nilai rhitung lebih besar dari rtabel 0.250, dimana nilai rhitung
paling tinggi yaitu 0,869
dan paling rendah 0,425. Dengan demikian
seluruh item pernyataan Kinerja Karyawan
dinyatakan valid.
4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas
Setelah uji validitas maka penguji kemudian
melakukan uji realibilitas terhadap masing-masing instrumen variabel X1,
variabel X2 dan instrumen variabel Y menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS 21. Hasil uji realibilitas setelah dikonsultasikan
dengan daftar interprestasi koefisien r dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel
4.10 Daftar Interprestasi r
Koefisien r |
Realibilitas |
0,8000 – 1,0000 |
Sangat Tinggi |
0,6000 – 0,7999 |
Tinggi |
0,4000 – 0,5999 |
Sedang / Cukup |
0,2000 – 0,3999 |
Rendah |
0,0000 – 0,1999 |
Sangat Rendah |
Sumber : Arikunto dalam Arpan Yunanda (2015, p.14)
Berdasarkan tabel 4.10 ketentuan
reliable diatas, maka dapat dilihat hasil pengujian sebagai berikut :
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabillitas
Variabel |
Koefisien alpha chronbach |
Koefisien r |
Simpulan |
Budaya
Organisasi |
0,906 |
0,8000 – 1,000 |
Sangat
Tinggi |
Gaya
Kepemimpinan Otoriter |
0,865 |
0,8000 – 1,000 |
Sangat
Tinggi |
Kinerja
Karyawan |
0,890 |
0,8000 – 1,000 |
Sangat
Tinggi |
Sumber
: Data diolah, 2020
Berdasarkan
hasil uji reliabilitas tabel 4.11 nilai cronbach’s alpha variabel Budaya Organisasi (X1) sebesar 0,906 dengan
tingkat reliabel sangat tinggi, untuk variabel
Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2) memiliki nilai cronbach’s alpha yaitu 0,865 dengan tingkat reliabel sangat tinggi, untuk variabel Kinerja Karyawan (Y) memiliki nikai cronbach’s alpha yaitu 0,890 yang artinya tingkat reliabel Sangat tinggi.
4.3
Hasil
Metode Analisis Data
4.3.1 Hasil Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda
untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat
(Y). Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil
nya sebagai berikut.
Tabel 4.12
Hasil Perhitungan Coefficients Regresi
Variabel |
Nilai regresi |
Constant |
4,242 |
Budaya
Organisasi |
0,573 |
Gaya
Kepemimpinan Otoriter |
0,228 |
Sumber: data diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.12 diatas merupakan hasil
perhitungan regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS 21.0. Diperoleh hasil
persamaan regresi sebagai berikut :
Y
= 4,242 + 0,573X1 - 0,228 X2
a.
Koefisien
konstanta (Y)
Variabel
Kinerja Karyawan sebesar 4,242 satu satuan jika jumlah variabel Budaya Organisasi dan
Gaya Kepemimpinan Otoriter tetap atau sama dengan nol ( 0 ).
b.
Koefisien Budaya
Organisasi (X1)
Jika jumlah
Budaya Organisasi naik sebesar satu satuan maka Kinerja Karyawan akan meningkat
sebesar 0,573 satu satuan.
c.
Koefisien
Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2)
Jika jumlah Gaya Kepemimpinan Otoriter naik satu satuan
maka Kinerja Karyawan akan meningkat sebesar 0,228 satu satuan.
4.4 Hasil Pengujian Hipotesis
4.4.1 Hasil Uji t
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi antara konstanta dengan
variabel independen. Berdasarkan pengolahan data uji t diperoleh data sebagai
berikut.
Tabel
4.13
Hasil Perhitungan Coefficientsa
Variabel |
Sig |
Alpha |
Kondisi |
thitung |
ttabel |
Kondisi |
Keterangan |
Budaya Organisasi |
0,000 |
0,05 |
Sig>alpha |
4,607 |
2,002 |
thitung > ttabel |
Ho ditolak |
Gaya Kepemimpinan
Otoriter
|
0,030 |
0,05 |
Sig<alpha |
2,221 |
2,002 |
thitung > ttabel |
Ho ditolak |
Sumber:
Data diolah, 2020
1. Pengaruh Budaya Organisasi (X1)
terhadap Kinerja Karyawan (Y)
Berdasarkan
tabel 4.13 didapat perhitungan pada Budaya Organisasi(X1) diperoleh nilai thitung
sebesar 4,607 sedangkan nilai ttabel dengan dk (dk=60-2=58) adalah 2,002 jadi thitung (4,607) >ttabel (2,221) dan nilai
sig (0,000) < alpha (0,05) dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima sehingga di simpulkan bahwa Budaya Organisasi (X1) secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan (Y) di
PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya.
2.
Pengaruh
Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y)
Berdasarkan
tabel 4.13 didapat perhitungan
pada variable Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2) diperoleh nilai thitung
sebesar 2,221 sedangkan nilai ttabel
dengan dk (dk=60-2=58) adalah 2,002 jadi thitung (2,221) > ttabel
(2,002) dan nilai sig
(0,030) < alpha (0,05) dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima sehingga
disimpulkan bahwa Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2) secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan
(Y) di PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya.
4.4.2 Hasil
Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui
apakah ada pengaruh yang signifikan antara variabel independent secara
bersama-sama terhadap variabel dependent.
Tabel
4.14 Hasil Uji F
Variabel |
Fhitung |
Ftabel |
Kondisi |
Sig |
Alpha |
Kondisi |
Keterangan |
Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Otoriter
Transformasioanl |
38,239 |
3,16 |
Fhitung > Ftabel |
0,000 |
0,05 |
Sig>Alpha |
Ho ditolak dan Ha diterima |
Sumber: Data diolah, 2020
Pengujian
Anova dipakai untuk menggambarkan tingkat pengaruh antara variabel Budaya Organisasi (X1), dan Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2)
terhadap variabel Kinerja Karyawan
(Y) secara bersama-sama. Untuk menguji F dengan tingkat kepercayaan 95% atau alpha 5% dan derajat kebebasan
pembilang sebesar k – 1 yaitu jumlah
variabel dikurangi 1. Untuk derajat kebebasan digunakan n-k, yaitu jumlah
sampel dikurangi dengan jumlah variabel. Jumlah variabel ada 3 yaitu X1, X2 dan
Y sedangkan jumlah sampel = 60. Jadi derajat kebebasan pembilang 3 – 1 = 2 dan derajat kebebasan penyebut
sebesar 60 – 3 = 64 dengan taraf nyata 5% sehingga diperoleh ftabel sebesar 3,16 dan fhitung 38,239.
Berdasarkan
hasil analisis data, maka diperoleh Fhitung sebesar 38,239 sedangkan nilai Ftabel
sebesar 3,16 . Dengan
demikian Fhitung >
Ftabel maka HO ditolak,
dan Ha diterima. Sedangkan dilihat dari probabilitas hitung adalah 0,000
yaitu > 0,05 maka keputusannya juga Ho ditolak dan Ha diterima.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
ada pengaruh antara Budaya
Organisasi (X1),
dan Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2) secara simultan terhadap Kinerja Karyawan (Y) di PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya.
4.5 Hasil Uji Persyaratan Analisis Data
4.5.1
Hasil
Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk
melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak.
Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Program and Service Solution seri 21). Hipotesis
yang diajukan dan kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Rumusan
hipotesis:
Ho = Model regresi berbentuk
linier.
Ha = Model
regresi tidak berbentuk linier.
2. Kriteria
pengambilan keputusan:
Ho ditolak apabila Sig < 0,05 (alpha)
yang berarti model regresi tidak
berbentuk linier.
Ho diterima apabila Sig > 0,05
(alpha) yang berarti model regresi berbentuk linier.
Dari hasil pengolahan data,
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel
4.15 Hasil Uji Linearitas
Variabel |
Sig |
Alpha |
Kondisi |
Keterangan |
Budaya Organisasi (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y) |
0,062 |
0,05 |
Sig > alpha |
Linier |
Gaya Keemimpinan Otoriter (X2) terhadap
Kinerja Karyawan (Y) |
0,518 |
0,05 |
Sig > alpha |
Linier |
Sumber: Data diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.15 hasil uji linearitas diatas dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan ANOVA
didapat nilai Sig pada baris Deviantion
from linearity dari variabel Budaya Organisasi terhadap
Kinerja Kayawan diperoleh nilai Sig sebesar 0,062 > 0,05 (alpha)
maka Ho diterima yang
menyatakan model regresi berbentuk linier. Nilai Sig pada baris Deviantion from
linearity dari variabel Gaya
Kepemimpinan Otoriter terhadap Kinerja Kayawan diperoleh nilai Sig sebesar 0,518 > 0,05 (alpha) maka Ho
diterima yang menyatakan model regresi berbentuk linier. Hasil nilai signifikasi untuk
keseluruhan variabel independent lebih besar dari nilai alpha (0,05),
Dapat disimpulkan bahwa data tersebut menyatakan variabel independent
memiliki hubungan dengan variabel dependent atau model regresi berbentuk
linier.
4.5.2
Hasil
Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas dapat dilakukan dengan membandingkan antara
koefisien determinasi simultan dengan koefisien determinasi antar variabel.
Selain cara tersebut gejala multikolinieritas dapat juga diketahui dengan
menggunakan VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai VIF > 10 maka
ada gejala multikolinieritas, sedangkan unsur (1-R2) disebut Collinierity
Tolerance. Artinya jika nilai Collinierity Tolerance dibawah 0,1
maka ada gejala multikolinieritas. Pengolahan data
dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical
Program and Service Solution seri 22).
Prosedur
Pengujian :
1.
Jika nilai VIF
> 10 maka ada gejala multikolinieritas.
Jika
nilai VIF < 10 maka tidak ada gejala multikolinieritas.
2.
Jika nilai
tolerance < 0,1 maka ada gejala multikolinieritas.
Jika
nilai tolerance > 0,1 maka tidak ada gejala multikolinieritas.
Tabel
4.16 Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel |
Nilai Tolerance |
Kondisi |
VIF |
Kondisi |
Kesimpulan |
Budaya Organisasi (X1) |
0,526 |
Tolerance >0,1 |
1,900 |
VIF <10 |
Tidak ada gejala
multikolinieritas |
Gaya Kepemimpinan (X2) |
0,526 |
Tolerance > 0,1 |
1,900 |
VIF < 10 |
Tidak ada gejala
multikolinieritas |
Sumber: Data diolah, 2020
Berdasarkan tabel
4.16 hasil uji multikolinieritas diatas dapat disimpulkan bahwa hasil
perhitungan pada table coefficients diperoleh nilai VIF sebesar 1,041
< 10 maka tidak ada gejala multikolinieritas sedangkan nilai collinierity tolerance diperoleh nilai sebesar 0,526 > 0,1
maka tidak ada gejala multikolinieritas.
4.5.3 Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas
Variabel |
Asymp.
Sig. (2-tailed) |
Alpha |
Kondisi |
Kesimpulan |
Budaya Organisasi (X1) |
0,713 |
0,05 |
Sig
> Alpha |
Normal |
Gaya Kepemimpinan (X2) |
0,628 |
0,05 |
Sig > Alpha |
Normal |
Kinerja karyawan (Y) |
0,719 |
0,05 |
Sig > Alpha |
Normal |
Sumber: Data
diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.17 hasil uji normalitas diatas dapat
disimpulkan bahwa hasil perhitungan pada setiap variabel adalah
Budaya organisasi 0,713>0,05, Gaya Kepemimpinan Otoriter 0,628>0,05,
Kinerja Karyawan 0,719>0,05, maka kesimpulannya adalah Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya data distribusi tersebut dikatakan normal.
4.6 Pembahasan
4.6.1 Pengaruh
Budaya Organisasi (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y)
Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis didapat hasil Budaya Organisasi
berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan sehingga semakin baiknya Budaya
Organisasi di PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya maka sangat berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan
karyawan PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya.
Hal tersebut menyatakan bahwa Budaya Organisasi saat ini menjadikan Kinerja
Karyawan karyawan menjadi lebih baik di PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya.
Budaya Organisasi pada PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya sudah merubah
Kinerja Karyawan karyawan menjadi lebih baik dikarenakan karyawan sudah bisa
mengikuti budaya-budaya yang ada pada perusahaan.
4.6.2 Pengaruh
Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2) terhadap
Kinerja Karyawan (Y)
Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis didapat hasil Gaya Kepemimpinan
Otoriter berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan
sehingga semakin baiknya Gaya
Kepemimpinan Otoriter di PT. Nedcoffee
Indonesia Makmur Jaya maka berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan karyawan PT. Nedcoffee Indonesia
Makmur Jaya. Hal tersebut menyatakan bahwa Gaya Kepemimpinan Otoriter menjadikan Kinerja Karyawan karyawan menjadi lebih baik di PT.
Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya.
4.6.3
Pengaruh Budaya Organisasi (X1)
dan Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2) terhadap
Kinerja Karyawan (Y)
Berdasarkan hasil uji F pada
tabel Anova diperoleh nilai Fhitung> Ftabel maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Artinya antara variabel Budaya Organisasi (X1), dan
Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2) secara simultan
berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan (Y) di PT. Nedcoffee Indonesia
Makmur Jaya. Hal ini menyatakan bahwa Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan
Otoriter menjadikan Kinerja Karyawan menjadi lebih baik pada karyawan PT.
Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya. Budaya Organisasi
pada PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya sudah merubah Kinerja Karyawan
karyawan menjadi lebih baik dikarenakan dikarenakan karyawan sudah bisa
mengikuti budaya-budaya yang ada pada perusahaan. Karyawan dapat
merasakan sosok pemimpin yang dapat mentransformasi atau merubah karyawan
menjadi lebih baik sehingga karyawan lebih terarah dan mendapatkan dukungan
untuk mencapai Kinerja Karyawan yang baik.
BAB
V
SIMPULAN
DAN SARAN
5.1
Simpulan
Berdasarkan
hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi Budaya
Organisasi (X1), dan Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2)
terhadap Kinerja Karyawan (Y) pada PT. Nedcoffee Indonesia
Makmur Jaya. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Budaya Organisasi
berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan karyawan pada PT. Nedcoffee Indonesia
Makmur Jaya..
2. Gaya Kepemimpinan Otoriter berpengaruh
terhadap Kinerja Karyawan karyawan pada PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya.
3. Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Otoriter
secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan karyawan pada
PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya.
5.2 Saran
Berdasarkan
hasil pengujian hipotesis dan kesimpulan, maka penulis memberikan saran kepada
pihak manajemen PT. Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya sebagai berikut :
5.2.1 Bagi
Perusahaan
1. Memberikan sanksi kepada kayawan yang melanggar
peraturan-peraturan supaya memberikan efek jera.
2. Pemimpin hendaknya memberikan fasilitas yang memadai guna
mendukung pekerjaan karyawan serta selalu memberikan budaya organisasi dan
memimpin secara positif untuk meningkatkan semangat kerja karyawan PT.
Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya.
3. Karyawan harus memiliki rasa tanggung jawab dan kewajiban untuk
menaati peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh PT.
Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya.
4. Perusahaan
sebaiknya membuat target kerja karyawan dengan baik dan mudah dimengerti.
5.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya
Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teori-teori yang berkaitan dengan Sumber Daya Manusia, Budaya
Organisasi, Gaya Kepemimpinan Otoriter dan Kinerja Karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah. 2015. Pengantar Manajemen. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Bangun, Wilson. 2012. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Jakarta: Erlangga
Fahmi, Irham. 2013. Analisis
Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Veithzal Rivai, 2013, Manajemen
Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori
Ke Praktek, Rajagrafindo persada, Bandung.
Veithzal Rivai, 2014, Manajemen Sumber Daya
Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori Ke Praktek, Rajagrafindo persada, Bandung.
Gibson, James L., Donnelly Jr,
James H., Ivancevich, John M., Konopaske,
Robert (2012). Organizationa
Behavior, Structure, Processes, Fourteenth Edition (International Edition).1221
Avenue of The Americas, New York, NY 10020: McGraw-Hill.
AA. Anwar Prabu Mangkunegara, 2014,
Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
Aguinis, Herman. 2014. Performance
Management. United States of America: Pearson.
McClelland, David C. 2012. Entrepreneur Behavior
and Characteristics of Entrepreneurs.The Achieving Society.
Hasibuan, Malayu S.P. 2016.
Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara.
Riberu, P. 2013. Pembelajaran Ekologi.
Universitas Negeri Jakarta. Jurnal Pendidikan Penabur – No.01/Th.I/Maret 2013
Sembiring, Masana. 2012. Budaya dan
Kinerja Organisasi. Fokusmedia. Bandung..
Sunyoto, Suyanto 2011. Analisis
regresi untuk uji hipotesis, Yogyakarta. Caps
Sugiyono.
(2016). MetodePenelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT
Alfabet
Veithzal
Rivai Zainal, S. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan .
Edisike-7. Depok: PT RAJAGRAFINDO.
0 comments: